Pemilu 2019
Dilaporkan Atas Penggelembungan Suara, KPU Jakarta Timur: Tunjuk Hidung Kita, Siapa yang Bermain
Penyelenggaraan Pemilu 2019 di Jakarta Timur menuai sorotan tak hanya karena hingga kini masih menyisakan empat dari 10 kecamatan
Penulis: Bima Putra | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, PULO GADUNG - Penyelenggaraan Pemilu 2019 di Jakarta Timur menuai sorotan tak hanya karena hingga kini masih menyisakan empat dari 10 kecamatan, tapi juga dilaporkan atas dugaan penggelembungan suara di sejumlah TPS oleh saksi partai.
Ketua KPU Jakarta Timur Wage Wardana mempersilakan Peserta Pemilu 2019 yang melapor ke Bawaslu bila merasa dan memiliki bukti jajarannya berbuat curang dalam proses penghitungan suara.
"Tunjuk hidung kita, siapa yang bermain, siapa yang menerima uang. Tunjuk hidung penyelenggara saya di PPK dan PPS yang bermain, kalau pun ada money politic, tapi saya rasa enggak ada," kata Wage di Pulo Gadung, Jakarta Timur, Minggu (12/5/2019).
Dia mencontohkan langkah saksi partai NasDem yang Jumat (10/5/2019) membuat laporan resmi ke Bawaslu Jakarta Timur karena merasa ada penggelembungan suara dan politik uang.
Wage menilai permintaan bongkar kotak suara dan melakukan penghitungan ulang di Kecamatan Pasar Rebo, Ciracas, dan Cipayung sudah dilakukan masing-masing Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
• Pleno Rekapitulasi Suara Jakarta Timur Ditarget Rampung Besok Malam
• Pleno Rekapitulasi Molor, KPU Jakarta Timur: Ini Kejadian Pertama
• Prabowo-Sandi Unggul di 6 Kecamatan se-Jakarta Timur
"Dia minta penghitungan suara ulang, tapi diminta TPS mana saja enggak menyebutkan spesifik. Sedangkan dalam BA kita sudah menghitung ulang beberapa TPS, dan clear," ujarnya.
Meski saksi partai NasDem telah mengajukan laporan resmi dan meminta Bawaslu Jakarta Timur mengeluarkan rekomendasi pembongkaran dan penghitungan suara ulang.
Wage menyebut hingga kini Bawaslu Jakarta Timur belum menyetujui permintaan saksi Partai NasDem karena KPU telah mengakomodir permintaan di tingkat PPK.
"Sudah kita akomodir dan tidak ada masalah. Makannya kemarin Bawaslu minta TPS mana lagi yang mau diulang, tapi enggak ada jawaban. Kalau ada silakan tunjuk," tuturnya.
Sebelumnya, saat pleno rekapitulasi suara Kecamatan Cipayung berlangsung saksi Partai Nasdem mengajukan keberatan karena menduga adanya penggelembungan suara di sejumlah kecamatan Jakarta Timur.
Seorang saksi Partai NasDem mengatakan mandat saksi tingkat kecamatan tak meminta PPK Cipayung membongkar semua kotak suara karena pertimbangan kelelahan yang diderita anggota PPK.
"Dengan adanya dibuka kotak suara itu perbaikan begitu banyak, penurunan suara begitu banyak. Maka kami menilai bisa saja sebagian kotak suara begitu. Maka kami minta dengan tegas di sini untuk dilakukan penghitungan suara ulang," ucap saksi tersebut, Jumat (10/5/2019).
Menurutnya tak dibongkarnya seluruh kotak suara saat pleno rekapitulasi suara Kecamatan Cipayung berlangsung memengaruhi perolehan suara sejumlah partai.
Saksi Partai NasDem berharap Bawaslu Jakarta Timur selaku pengawas Pemilu 2019 mengeluarkan rekomendasi agar dilakukan penghitungan suara ulang di sejumlah TPS.
"Kami minta rekomendasi dari Bawaslu untuk membuka kotak kembali, semuanya. Kalau perbedaan hanya satu/dua kami mungkin bisa memahami. Tapi ini begitu banyak, 20-30 suara. Kami mohon kepada Bawaslu untuk merespon nota keberatan kami," kata dia.