Apa Kata Warga yang Mengikuti Uji Publik LRT Jakarta?
"Nggak jauh beda rasanya sama naik MRT. Ini baru pertama nyoba naik LRT, mau ngerasain aja enak apa enggak, ternyata sama aja," kata Surya.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, KELAPA GADING - Program uji publik moda transportasi lintas raya terpadu (LRT) yang digelar mulai hari ini, Selasa (11/6/2019), diwarnai antusias warga.
Meski lima stasiun LRT Jakarta yang dibuka dalam program ini tidak terlihat penuh, warga terpantau menyebar di peron-peron tiap stasiun.
Pantauan TribunJakarta.com, warga sengaja datang dalam uji publik ini bersama teman, kerabat, maupun keluarga mereka.
Seperti Surya (67) misalnya. Ia datang bersama empat orang temannya untuk mengikuti program ini.
Surya menuturkan, dirinya sengaja mengikuti program ini untuk merasakan naik LRT.
Sebelumnya, Surya sudah pernah merasakan moda transportasi massal yang belum lama beroperasi di Jakarta, yakni MRT.

"Nggak jauh beda rasanya sama naik MRT. Ini baru pertama nyoba naik LRT, mau ngerasain aja enak apa enggak, ternyata sama aja," kata Surya.
Surya menilai bahwa rangkaian kereta LRT yang ia naiki hari ini cukup nyaman.
Kondisi di dalam kereta disebut Surya juga tampak sangat bersih. Lalu, ketika ditanya berapa tarif yang kira-kira tepat untuk moda transportasi ini, Surya memberikan kisaran antara Rp 10-15 ribu.
"Kira-kira (yang paling pas) Rp 10-15 ribu lah. Iya nanti bakal terus naik," katanya.
Warga lainnya, Maria (40) sengaja mengajak anak dan keluarganya untuk menjajal LRT Jakarta hari ini.
Datang berempat, ini adalah pengalaman pertama Maria mencoba moda transportasi ini.
"Jujur ini pengalaman pertama, liburan nggak terduga karena MRT kemarin nggak nyobain. Jadi ada uji publik LRT saya nyobain," kata Maria.
Maria mendaftar uji publik ini secara daring. Ia sempat melihat pengumuman soal uji publik ini dari Instagram @lrtjkt.
• Hari ke-5 Usai Lebaran, Kota Tua Masih Dipadati Pengunjung
• Wali Murid Kecewa Sistem PPDB SMA Tak Mensyaratkan Nilai: Untuk Apa Ada UN?