Jajaran Polres Metro Tangerang Kota Siaga 1 Jelang Sidang Perdana PHPU di MK
Karim menekankan, siaga satu hanya berlaku untuk petugas kepolisian saja bukan wilayah Kota Tangerang yang berubah menjadi siaga 1.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Polres Metro Tangerang Kota mengindikasikan ada potensi pergerakan massa dari Tangerang menuju Jakarta pada Jumat (14/6/2019).
Diduga adanya pergerakan massa tersebut menyusul pelaksanaan Sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta.
Namun, Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Abdul Karim mengatakan diduga massa tersebut bukan warga Kota Tangerang melainkan massa dari luar daerah seperti Banten.
"Kita sudah deteksi akan ada keberangkatan massa, tapi bukan dari wilayah kita tapi dari wilayah luar untuk melintas. Jadi Kota Tangerang ini hanya terbagi lintasan saja dan titik kumpul mereka untuk ke Jakarta," jelas Karim di Mapolres Metro Tangerang Kota, Kamis (13/6/2019).
Menanggapi hal tersebut, Kepolisian Resor Metro Tangerang Kota bersiaga 1 untuk mencegah terjadinya kerusuhan di Kota Tangerang.
Karim menekankan, siaga satu hanya berlaku untuk petugas kepolisian saja bukan wilayah Kota Tangerang yang berubah menjadi siaga 1.
"Kita mengikuti instruksi Polda Metro Jaya, artinya siaga satu khusus untuk anggota (Polri) bukan masyarakat. Jadi anggota Polri dalam status siaga pengamanan bukan situasi rawan siaga satu. Artinya siap siaga anggota all out berada di lapangan," tegas Karim.
• Cerita Ibu Korban Ketika Melihat Anaknya Tewas Dibakar
Ia pun menerjunkan ratusan personel yakni sebanyak 600 anggota Polri dibantu TNI dengan menerjunkan 100 anggotanya, juga Satpol PP yang mengerahkan 60 personel.
Nantinya, ratusan personel tersebut akan disebar dibeberapa titik rawan pergerakan massa ke Jakarta.
Tapi Karim enggan membocorkan titik mana saja yang akan dilakukan penebalan pengamanan demi terjaganya informasi dan lancarnya pengamanan.
"Ini rahasia, nanti kalau dikasih tahu orang kan bakal menghindar. Intintya kegiatan kita lakukan dibeberapa titik-titik rawan mulai dari keberangkatan massa, terminal-terminal, termasuk kereta dan jalan-jalan menuju Jakarta," tegas Karim.