Pilpres 2019
Ikut Kawal Sidang Sengketa Pilpres, Mahasiswa Lakukan Teaterikal Pengusiran Setan
Sambil membawa boneka kayu yang dibalut dengan jas hitam, mereka berjalan dari depan MK hingga kawasan patung kuda.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR- Sejumlah mahasiswa dari Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) menggelar aksi teaterikal pengusiran setan di sekitar gedung Mahkamah Konstitusi (MK).
Aksi mereka ini bertujuan untuk mengusir oknum-oknum atau sekelompok orang yang ingin mengintervensi MK yang sedang menggelar sidang sengketa Pilpres atau Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU).
Teaterikal yang dilakukan oleh beberala orang mahasiswa yang menyebut dirinya sebagai Gerakan Pengusir Setan (GPS) ini dilakukan dengan berjalan berkeliling di sekitar Jalan Medan Merdeka Barat.
Sambil membawa boneka kayu yang dibalut dengan jas hitam, mereka berjalan dari depan MK hingga kawasan patung kuda.
Kemudian, dua orang mahasiswa yang mengecat wajahnya dengan warna merah tampak memeragakan dirinya sebagai setan yang terkepung.
Keduanya pun tampak merangkak menjauhi Gedung MK menuju arah kawasan patung kuda.
Beberapa mahasiswa lainnya juga tampak membakar kemenyan dan menaburkan bungan kamboja ke arah dua orang setan yang merangkak menjauhi Gedung MK.
Ketua Umum GPS Dede Kholudin mengatakan, teaterikal pengusiran setan dilalukan sebagai bentuk keresahan masyarakat akan kondisi perpolitikan di Indonesia saat ini.
"Kami datang untuk mengusir setan dari MK, siapa yang melakukan intervensi berarti setan," ucapnya, Selasa (18/6/2019).
• Pengelola RPTRA Garuda Bantu Warga untuk Pendaftaran Online PPDB 2019
• Sudah Pulang dari RSUD Tangerang, Manajer Sebut Agung Hercules Dibawa Keluarga ke Bandung
• Pihak Kelurahan Pela Mampang Usul Gudang yang Terbakar Dijadikan Taman
"Mereka adalah oknum-oknum yang merusak demokrasi dan mengintervensi hasil MK, MK harus bersih dari setan," tambahnya menjelaskan.
Mereka pun berharap, kedepannya terciptanya politik yang lebih bermoral demi kebaikan bangsa dan masyarakat.
Terlebih, saat ini demokrasi sering diakusisi oleh kepentingan kelompok tertentu.
"Kami ingin mendorong MK untuk bersih dari kelompok yang mengganggu hasil MK," ujarnya di kawasan patung kuda, Gambir, Jakarta Pusat.