Kebun Salak khas Condet di Cililitan Bakal Tergusur untuk Proyek Normalisasi Kali Ciliwung

Normalisasi Kali Ciliwung di RW 006 Kelurahan Cililitan akan berdampak pada penggusuran pohon salak condet di dekat kali.

TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Pohon Salak Condet di pinggir aliran Kali Ciliwung, RT 9/6 Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Normalisasi Kali Ciliwung di RW 006 Kelurahan Cililitan akan berdampak pada penggusuran pohon salak condet di dekat kali.

Diketahui, RW 006 dan RW 016 Kelurahan Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur akan terkena penggusuran untuk normalisasi Kali Ciliwung.

Dari 36 bidang yang ada di kedua RW itu, sebagian warga sudah mendapatkan ganti rugi sedangkan ada sebagian yang belum. Namun sudah sampai tahap negoisasi dan validasi Badan Pertahanan Nasional (BPN).

Pantauan TribunJakarta.com, ketika memasuki Gang Haji Asmawi, terdapat lahan warga yang sudah tergerus oleh aliran kali.

Semakin memasuki lebih dalam, terdapat banyak pohon salak condet yang sudah mulai jarang dijumpai.

Pohon salak condet sudah tampak kurang terawat namun kerap kali berbuah.

Ngefans Berat BTS, Tania Rela Antre 7 Jam Demi Borong Koleksi BT21

Ramalan Zodiak Besok, Sabtu 22 Juni 2019: Pikiran Capricon Dipenuhi dengan Cinta

VIDEO Penemuan Mayat Wanita Terikat Tali di Legok Kabupaten Tangerang

Hal tersebut diungkapkan Jahroh, warga RT 009 RW 006. Ia mengatakan di daerah tersebut memang terdapat banyak pohon salak dan kondisinya masih berbuah meskipun sudah jarang diurus pemiliknya akibat rencana normalisasi kali.

"Iya di sini kena gusur juga. Kalau makin ke dalam sana itu pohon salak condetnya makin banyak. Ribuan meter ya ada. Semua berbuah walaupun tiap musim hujan terendam banjir. Pohon ini juga masih punya warga sini, tapi memang sudah jarang dirawat semenjak rencana normalisasi kali," terangnya, Jumat (21/6/2019).

Tak hanya salak condet, tanaman lain seperti pohon pisang yang tertanam, nantinya juga akan ikut tergusur untuk proyek normalisasi Kali Ciliwung.

"Ya tanahnya engga dibayar-bayar. Makanya kita mau ngurusin itu tanah ngerinya udah penggusuran. Kalau enggak diurusin sayang tanaman pohon pisang uli saya, soalnya lahannya sekitar 600 meter. Saya cuma butuh kepastian aja, kapan itu ganti rugi akan dibayarkan. Sebab kasian orang sini yang punya kebun, mau ngerawat kebunnya, ngeri digusur," lanjutnya.

Sementara itu, Saefudin (53) warga lainnya mengatakan hal senada. Ia turun memiliki lahan yang ditumbuhi salak condet.

"Kita mau ngurusin pohonnya lagi juga takut digusur. Sebab kan sudah diukur dan tinggal tunggu ganti rugi aja. Bahkan di sini ada juga yang enggak lagi ngurusin tanahnya karena mikirnya tinggal ganti rugi. Sampai itu tanah terkikis aliran kali," tutupnya.

Ganti rugi yang tak kunjung dibayarkan membuat para warga yang memiliki lahan berkebun was-was.

Mereka takut sewaktu-waktu lahan tersebut tergusur ketika sudah memberikan perawatan untuk pepohonan yang ada di lahan tersebut.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved