Sudin Damkar Jakarta Selatan Sebut Perlu Bantuan Lurah untruk Pembangunan Hidran Mandiri
Pembangunan hidran mandiri dirasa perlu terealisasi agar mencegah terjadinya kebakaran besar di permukiman padat penduduk
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Kepala Seksi Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat, Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan, Hesti Utami mengatakan pembangunan hidran mandiri perlu bantuan lurah setempat.
Pembangunan hidran mandiri yang diharapkan bisa membantu memadamkan api itu dibutuhkan warga, khususnya di permukiman padat penduduk.
Menurutnya, peran serta lurah setempat bisa membantu dalam mencarikan lahan untuk hidran mandiri lantaran mengetahui wilayahnya.
"Lurah atau SKDM cari kan lah kita tempat baru kita anggarkan. Sekarang kita punya anggaran, kalau kita cari tempat susah kan artinya enggak keserap juga," terangnya kepada TribunJakarta.com pada Jumat (12/7/2019).
Bila Lurah turut jemput bola mencarikan lahan, akan lebih mudah untuk Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan dalam membangun hidran mandiri.
Penjaga Hidran Mandiri Minta Honor
Selain masalah itu, Hesti mengatakan penjaga hidran mandiri juga mengharapkan honor.
Hal itu bisa terlihat ketika pembangunan hidran mandiri di Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.
Di sana sudah terbentuk sekira delapan petugas SKKL (Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan) yang berasal dari warga sekitar permukiman.
"Sebenarnya mereka itu yang jaga di hidran mandiri Bukit Duri dari warga sendiri. Yang jadi masalah, mungkin mereka merasa hanya bertugas menjaga mesin pompa. Tersirat kayak minta honor seperti jumantik yang juga dapat honor," katanya.
• Polres Jakarta Pusat Gerebek Industri Rumahan Penghasil Liquid Vape Mengandung Ganja
• Korsleting Listrik Diduga Penyebab Terbakarnya Dua Ruang Tidur Sebuah Bengkel di Depok
Pembangunan hidran mandiri dirasa perlu terealisasi agar mencegah terjadinya kebakaran besar di permukiman padat penduduk.
Berdasarkan data yang dihimpun TribunJakarta.com dari Kepala Seksi Operasional Sudin Damkar Jakarta Selatan, Sugeng, rentang waktu Januari hingga Juni sebanyak 227 kasus kebakaran terjadi.
Dalam kurun waktu itu, 57 kasus kebakaran di Jakarta Selatan melanda permukiman padat penduduk dan rumah tunggal.
Kasus kebakaran yang ditangani petugas damkar meningkat ketimbang tahun lalu dalam kurun waktu yang sama.
"Meningkat dari tahun lalu, tapi kalau tahun lalu kasusnya banyak yang besar-besar. Kalau sekarang banyak tapi lebih kecil kasusnya," ujar Sugeng di ruang kerjanya.