Sudjiwo Tedjo menganggap hal tersebut bisa saja terjadi dalam kampanye hitam yang tengah heboh jelang Pilpres 2019.
"Begitu juga kampanye hitam antiA maupun antiB.
Ada juga kemungkinan lain. Yang penting, jangan kagetan," tulis Sudjiwo Tedjo.
• Sudjiwo Tedjo Bahas Kemungkinan Berhenti Netral, Budiman Sudjatmiko: Merasa Paling Bijak Tak Baik
• Sebut Jokowi dan Prabowo Tak Akan Jadi Presiden 2019, Sudjiwo Tedjo Ibaratkan Pilpres dengan Nikah
Sudjiwo Tedjo mengatakan kampanye hitam yang diterima oleh salah satu kubu bisa saja berasal dari kubu itu sendiri.
Hal tersebut menurut Sudjiwo Tedjo bertujuan untuk memecah belah masyarakat.
"Bisa aja kedua kampanye hitam itu dilakukan secara senyap kepada kubu A atas nama kubu B, maupun kepada kubu B atas nama kuhu A. Tujuannya mecah belah," tulis Sudjiwo Tedjo.
Perbuatan kriminal
Ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-Maruf Amin Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turut berkomentar.
Ia menyebut kampanye yang dilakukan tiga ibu-ibu di Karawang sudah termasuk kriminal.
Ketiganya, menurut Dedi Mulyadi, sudah menyebarkan fitnah yang menyerang Jokowi-Maruf.
Kampanye hitam itu terkuak setelah adanya video berdurasi 59 detik yang viral di media sosial berisi imbauan tidak memilih capres nomor urut 01.
Pada video itu, ketiga wanita tersebut menyebutkan jika Jokowi-Maruf terpilih kembali, tidak akan ada lagi azan.
Ketiga ibu-ibu itu tersebut juga menjelaskan kepada seorang bapak dampak buruk jika Jokowi-Maruf terpilih.
Di antaranya tidak akan ada lagi pengajian, pelarangan dan berkerudung.
Dedi Mulyadi menyebut hal itu bukan lagi kampanye ataupun kampanye hitam, melainkan sudah kriminalitas.