Hoaks Penghuni Panti Asuhan di Depok Sahur Sebungkus Mie Instan Berdua, Berujung Kebanjiran Bantuan

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta
Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muhammad Zainudin Ketua Pengurus Panti Asuhan Asuwain Timor di Cilodong, Kota Depok.

Isi pesan yang viral

Assalamualaikum Tolong bantu Viralkan.

Mohon bantuannya. ada salah satu panti asuhan di cilodong depok membutuhkan bantuan untuk makan. semenjak di tinggal wafat pengurusnya Haji Ali, anak2 panti ini sangat lah kekurangan.

dan saat ini untuk sahur dan buka puasa pun hanya makan indomie 1 bungkus berdua supaya mereka semua bisa makan.

Bila teman2 ada kelebihan rezeki mohon bisa membantu adik2 di panti tersebut

Kalau mau ada yg datang langsung silahkan ke :

Panti Asuhan Asuwain Timor
Jl. H. Abdul Gani No. 165 Rt : 005 Rw : 004 Kec. Cilodong Kota Depok.
☎ 0812-8055-4190 (Heriyanto)

Kebanjiran bantuan

Pesan Whatsapp yang menyebut santri di Panti Asuhan Asuwain Timor, Cilodong, Kota Depok, mengalami kesulitan ekonomi usai meninggalnya Haji Ali Don Duro pemilik panti tersebut

Namun, Muhammad Zainudin Ketua Pengurus Panti tersebu menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar.

Bahkan, hingga saat ini usai sepeninggalan Haji Ali, kondisi ekonomi Panti Asuhan Asuwain Timor masih berkecukupan, dan bisa berbagi rezeki dengan warga sekitar.

Sebelumnya diberitakan, pesan yang menyebut bahwa Panti Asuhan Asuwain Timor tengah kesulitan ekonomi dibuat oleh komunitas pedagang online.

Zainudin menjelaskan, komunitas tersebut memang sudah menjalin silaturahmi dengan pihaknya sudah sejak lama.

Namun, kali ini komunitas tersebut melakukan kesalahan dengan menulis pesan yang seakan-akan menjual kesulitan ekonomi Panti Asuhan Asuwain Timor.

• Viral Penghuni Panti Asuhan di Depok Sahur Satu Bungkus Mie Instan Berdua, Ini Penjelasan Pengurus

Zainudin menuturkan, meskipun komunitas tersebut telah meminta maaf pada pihaknya, namun imbas dari pesan tersebut masih terus terasa hingga saat ini.

Halaman
123

Berita Terkini