Google Tampilkan Paula Modersohn-Becker di Laman Awal, Siapa Dia?
Paula Modersohn-Becker adalah seorang pelukis asal Dresden, Jerman yang memelopori paham ekspresionisme di masanya.
Penulis: Ananda Bayu Sidarta | Editor: Ananda Bayu Sidarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Paula Modersohn-Becker ada di halaman awal Google hari ini Kamis (8/2/2018).
Google selalu menghiasi laman awal dengan kreativitas yang menarik.
Ketika kursor komputer diarahkan ke gambar, sebuah kotak akan muncul beserta keterangannya.

Pada keterangan tersebut Google memperingati hari ulang tahun Paula yang ke-142 tahun.
Siapakah sosok seorang pelukis wanita yang sedang berpose memegang sebuah kuas pada tangan kanan dan dua tangkai bunga pada tangan kirinya?
Dilansir dari wikipedia, Paula Modersohn-Becker lahir di Dresden-Friedrichstadt, 8 Februari 1876, meninggal di Worpswede, 20 November 1907 pada umur 31 tahun.
Ia adalah seorang pelukis asal Dresden, Jerman yang memelopori paham ekspresionisme di masanya.
Ekspresionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional.
Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik.
Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.
Biografi
Paula menerima instruksi pertamanya untuk menggambar di St John's Wood Art School saat mengunjungi bibi dari ibunya di London.
Pada tahun 1893 ia diperkenalkan pada karya Circle of Worpswede; Otto Modersohn, Fritz Mackensen, Fritz Overbeck dan Heinrich Vogeler mempresentasikan lukisan mereka di Museum Seni Bremen, Kunsthalle Bremen.
Pada tahun 1893-1895, Paula menerima instruksi pribadi dalam melukis.
Pada tahun 1896 ia berpartisipasi dalam kursus untuk lukisan dan gambar yang disponsori oleh "Verein der Berliner Kunstlerinnen" (Persatuan Wanita Berlin Artis) yang menawarkan studi seni kepada wanita.
Pada bulan Desember tahun 1899, Paula mengikuti temannya Clara Westhoff ke Paris, dan pada tahun 1900 dia belajar di Académie Colarossi di Latin Quarter.
Paula menikahi Otto Modersohn dan menjadi ibu tiri anak perempuan Otto yang berusia dua tahun pada tahun 1901, Elsbeth Modersohn, anak dari pernikahan pertama Otto.
Paula menjadi ibu tiri selama dua tahun, kemudian pindah ke Paris lagi pada tahun 1903.
Dia dan Modersohn hidup terpisah sejak saat itu sampai tahun 1907, ketika dia kembali ke Jerman penuh waktu, ia berharap bisa mengandung anaknya sendiri.
Pernikahannya dengan Modersohn tidak bertahan sampai tahun terakhir mereka bersama.
Pada tahun 1906, Paula (sekarang dikenal sebagai Paula Modersohn-Becker) menolak keinginan sebelumnya untuk tidak memiliki anak, dan memulai perselingkuhan dengan orang Paris yang terkenal "mata keranjang".
Namun, pada awal 1907 dia kembali ke suaminya dan hamil, pada bulan November ia melahirkan seorang anak perempuan, Mathilde.
Setelah kehamilan ia mengeluh sakit kaki yang parah, sehingga dokter menyuruhnya beristirahat.
Setelah 18 hari, dokter menyuruhnya bangun dan mulai bergerak, tapi rupanya emboli telah terbentuk di kaki.
Gerakannya berhenti dan menyebabkan kematiannya dalam beberapa jam.
Paula meninggal di Worpswede, 20 November 1907 pada umur 31 tahun.
Warisan
Pada tahun 1899, Clara Westhoff membuat patung Paula Becker, ia mengatakan itu adalah simbol persahabatan mereka dan memiliki hasrat seni.
Pada tahun 1908 Rainer Maria Rilke menulis puisi terkenal "Requiem for a Friend" untuk memperingati Paula Modersohn-Becker.
Art & architecture Museum Paula Modersohn-Becker dikritik oleh rakyat Nazi pada tahun 1935, namun Ludwig Roselius mengabaikan hal itu sampai Hitler mencela Bottcherstrase pada bulan September 1936 dan Roselius berpikir untuk bunuh diri, namun Barbara Götte mencampuri namanya dengan Hitler.
Mathilde Modersohn anak kandung Paula, mendirikan Yayasan Paula Modersohn-Becker (Paula Modersohn-Becker-Stiftung) pada tahun 1978.
Pada tahun 1988 sebuah perangko dengan potret Paula Modersohn-Becker dikeluarkan dalam serial Women in German series oleh pejabat Jerman Deutsche Bundespost.
Paula Modersohn-Becker tidak dikenal luas pada saat kematiannya yang terlalu cepat (umur 31), dan akan jatuh ke dalam ketidakjelasan, namun terkenal karena tulisannya yang tebal.
Paula menyimpan buku harian, dan berhubungan baik dengan teman-temannya di lingkar artistiknya.
Surat-suratnya dikumpulkan dan diterbitkan secara luas (dalam bahasa Jerman) selama tahun 1920, sebagian besar melalui surat itu warisannya dipertahankan.
Pada 1970-an, sejarawan seni AS Diane Radycki pertama kali menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris (surat itu telah diterjemahkan oleh orang lain sejak saat itu).
Dua pertiga korespondensi terjadi dari tahun keenam belas hingga awal pernikahannya, penuh optimisme dan energi muda.
(TribunJakarta.com/Ananda Bayu Sidarta)