Lukisan Paula Modersohn Simbol Perlawanan Kaum Perempuan
Paula Modersohn seniman pejuang perempuan abad 20. Tanpanya, mungkin marjinalisasi pada seniman perempuan masih terjadi hingga kini.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Awal abad 20, seniman perempuan belum banyak bermunculan.
Perempuan pada masa itu memiliki ruang gerak yang sangat terbatas (hanya pada urusan domestik).
Akhirnya pergerakan kaum feminisme. Membukan jalan bagi perempuan untuk mengakses karier di bidang-bidang yang sebelumnya mustahil dilakukan.
Gerakan feminisme telah melahirkan berbagai perubahan.
Dilansi dari Jurnal Perempuan, namun seniman perempuan saat itu masih dipandang sebelah mata, dan label “avant-garde” masih dikuasai seniman laki-laki.
Karena laki-laki dianggap memiliki “individualitas, orisinalitas, dan otonomi.” (Lisa Tickner, “Feminism, Art History, and Sexual Difference,” Genders 3 (November 1988): 101-2.
Baca: Kabar Bahagia, Anak yang Dikandung Istri Alm Guru Budi yang Tewas Dianiaya Siswa Ternyata Laki-laki
Di posisikan secara marjinal, membuat banyak seniman perempuan saat itu harus berkerja ekstra keras.
Para seniman perempuan berusaha menjadi subjek dalam suatu karya seni.
Dilansir kembali dari Jurnal Perempuan, “Perempuan bukan lagi sebagai objek di dalam tanda, tetapi sebagai subjek dalam tanda”, inilah jargon utama dari gerakan seni yang dilakukan perempuan.
Paula Modersohn-Becker adalah sebuah contoh dari perjuangan ini. Tanpanya, mungkin marjinalisasi pada seniman perempuan masih terjadi hingga kini.
Baca: Baru 6 Bulan Diperbaiki Kondisi Aspal di Jalan Ini Sudah Membahayakan Penggunannya
Dalam lukisan potret karya Paula Modersohn-Becker yang terkenal berjudul “Self Potrait with Amber Necklace” yang dilukis tahun 1906.
Paula Modersohn-Becker yang menggambar telanjang dirinya sendiri, adalah bentuk perlawan terhadap kontroversi tentang seksualitas perempuan.
Lukisan potret diri telanjang ini menantang pemikiran konvensional yang selalu memposisikan perempuan sebagai objek dari suatu karya seni.
Jika biasanya perempuan telanjang dan pasif dilukis oleh seorang seniman laki-laki, tetapi kali ini Paula melukis dirinya sendiri telanjang dihadapan kanvasnya, menjadi objek sekaligus subjek bagi seni itu sendiri.
Lukisan potret Paula Modersohn mencerminkan kemerdekaan dan kemandirian.