Tarik Ulur Penghapusan Pajak Barang Mewah Sedan, Pemegang Merk Yakin Harga Mobil Akan Turun
Di dalam aturan tersebut, mobil sedan atau station wagon dengan motor bakar nyala kompresi atau cetus api dikenai PPNnBM 30 persen.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama | Editor: Adiatmaputra Fajar Pratama
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH — Kementerian Keuangan belum memutuskanpenghapusan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk mobil sedan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masih belum memberi jawaban gamblang terkait kapan usulan tersebut bisa terealisasi.
"(PPnBM sedan) itu nanti ya," kata Sri Mulyani, Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Baca: Hari ini Terakhir Daftar Ulang Kartu Seluler Sebelum Diblokir, Ini Caranya Registrasi
Saat ini, ketentuan mengenai PPnBM tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 33 Tahun 2017.
Di dalam aturan tersebut, mobil sedan atau station wagon dengan motor bakar nyala kompresi atau cetus api dikenai PPNnBM 30 persen.
Sedangkan kendaraan penumpang selain sedan dikenai PPnBM 10 persen hingga 20 persen.
Baca: Motor Dinas Milik PDAM Dilelang Seharga RP 2 Juta, Kamu Minat?
Ani juga belum bisa memutuskan apakah ada kemungkinan PPnBM mobil sedan bakal turun dari 30 persen.
Namun dirinya memastikan hal itu akan dibahas dengan tim tarif Kemenkeu.
“Saya belum bisa menyampaikan, tapi lebih kepada tujuannya mengurangi impor harusnya bentuknya cukai bukan PPnBM, kita akan bahas dengan tim tarif dengan melihat bagaimana perubahan komponen itu akan kita berlakukan,” kata Sri Mulyani.
Sebelumnya diberitakan, Sri Mulyani sudah bertemu dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan membahas topik mobil sedan bukan lagi termasuk kendaraan mewah.
Untuk itu, ada kemungkinan skema insentif pajak mobil sedan bakal disesuaikan dengan kebutuhan strategi industri dalam negeri.
“Pak Menperin kan dari sisi strategi industri mengatakan bahwa kendaraan sedan bukan lagi kendaraan luxurius, untuk itu skema dari sisi insentif pajak atau rezim pajaknya akan disesuaikan dengan kebutuhan strategi industri dalam negeri,” ungkap Ani.
Usulan Menteri Perindustrian
Kementerian Perindustrian tengah meminta Kementerian Keuangan untuk menurunkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mobil sedan.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi sedan di Indonesia.
Selain itu, regulasi tersebut juga diharapkan dapat memenuhi permitaan ekspor mobil sedan yang disebut Airlangga terus mengalami peningkatan.
Baca: 20 Tahun Mengabdi, Natanael Terima Laporan Warga sampai Jadi Saksi di Sidang Cerai Ahok-Vero
"Kita lagi minta turun PPnBM untuk sedan. Jadi kalau PPnBM sedan turun, produksi sedan di Indonesia akan meningkat, ekspor meningkat. Karena permintaan ekspor sedan tinggi," ucap Airlangga saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
Ia pun optimis produsen kendaraan di Indonesia dapat memproduksi lebih banyak mobil sedan, karena hampir semua Agen Pemegang Merek (APM) sudah siap dengan modelnya masing-masing.
"Jadi tinggal kita dorong saja dengan regulasi baru dan dalam waktu dekat," ucap Airlangga.
Baca: Hari Terakhir Registrasi, Grapari Karawaci Supermal Ramai Didatangi Pelanggan
Komposisi besaran pajak sedan ini pun akan berdasarkan tingkat polusi atau carbon tax sebab sedan juga menjadi bagian dari low carbon emission vehicle (LCEV) atau kendaraan hemat energi dan harga terjangkau.
"Iya masih dibahas. Mobil sedan ini (struktur pajak) juga merupakan bagian dari LCEV (low carbon emission vehicle)," ujar Airlangga.
Adapun saat ini besaran PPnBM untuk mobil sedan sebesar 30 persen, berbeda jauh dengan mobil jenis MPV, SUV, dan hatchback yang dikenai biaya pajak sebesar 10 persen.
Harga Mobil Bisa Turun
Jika tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ( PPnBM) diturunkan dan setara dengan mobil model lain, maka harga jualnya bisa lebih terjangkau.
Pajak sedan untuk sekarang ini dinilai sangat tinggi, yakni untuk sedan mini (1.500 cc ke bawah) dikenakan 30 persen dan sedan kecil (di atas 1.500 cc) 40 persen.
Executive General Manager PT Toyota Astra Motor ( TAM) Fransiscus Soerjopranoto, ketika dimintai pendapat soal itu mengatakan bahwa penurunan pajak sedan akan memberikan dampak positif bagi industri otomotif nasional.
"Harganya menjadi turun, ada kemungkinan pasar sedan menjadi bergairah," ucap pria yang akrab disapa Soerjo kepada KOMPAS.com.
Bukan hanya domestik saja, Soerjo juga memprediksi akan mendorong produsen termasuk Toyota untuk melakukan ekspor sedan ke beberapa negara.
Seperti yang diungkapkan Airlangga, menurut dia potensi ekspor sedan akan menjadi terbuka, terutama ke Australia, karena pabrik di negara itu banyak yang tutup.
Sebagai informasi, bahwa sedan yang sekarang ini dijual TAM di Indonesia, yaitu Vios, Corolla Altis, Camry, hingga FT 86 yang merupakan sedan sport.
Sementara itu Jodie O’tania, Vice President Corporate Communications BMW Group Indonesia menjelaskan pihaknya masih menunggu tarif pajak yang ditentukan oleh pemerintah.
"Yang jelas bila turun akan membantu bisnis BMW ke depan," kata Jodie.
Jodie menjelaskan kendaraan sedan masih menjadi backbone penjualan BMW di Indonesia.
BMW Indonesia optimis rangkaian BMW Seri 5 yang telah lengkap diluncurkan pada awal 2018 akan menjadi penopang penjualan sedan tahun ini.
Sedangkan, BMW Seri 3 diyakini menjadi salah satu model favorit konsumen.
Baca: Film Dokumenter Paul Walker Diumumkan Oleh Sutradara I Am Heath Ledger, 5 tahun Setelah Kematiannya
Untuk sedan luxury flagship BMW Seri 7 juga telah naik signifikan.
"Dengan penambahan beberapa model terbarunya di tahun ini BMW X juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan," kata Jodie beberapa waktu lalu.
Pada Januari lalu BMW Indonesia sudah meluncurkan mid-sedan terbaru dari BMW yakni BMW 520i Luxury line.
Selanjutnya, BMW Indonesia akan meluncurkan lebih dari 10 kendaraan baru dari BMW Group akan diluncurkan tahun ini.
Baca: Kumpulan Bocah SMP Indramayu Ini Bela-Belain Datang ke Jakarta untuk Dukung Persija Menang
Varian baru diantaranya termaksud kendaraan listrik dari sub-brand BMW i dan juga kendaraan berperforma tinggi dari BMW M.
Hanya saja Jodie menjelaskan tidak semua produk baru akan langsung memberikan kenaikan penjualan signifikan bagi BMW.
"Penjualan naik tergantung modelnya yang dikeluarkan. Yang jelas kami targetkan penjualan sebanyaknya," kata Jodie.