Rumah Murah
Sandiaga Uno Jelaskan Penyebab Proyek DP 0 Rupiah Tak Sinkron dengan Pemprov DKI
Sandiaga menjelaskan masalah harga dan konsumen yang dituju belum ada kata sepakat antara Pemprov DKI dengan pengembang.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebutkan penyebab belum sinkronnya program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan pengembang soal proyek rumah DP 0 Rupiah di Rorotan.
Menurutnya, ada dua faktor yang masih belum menemukan titik temu, yaitu mengenai harga rumah per unit dan target pasar.
Sandiaga menjelaskan, pengembang ingin memasarkan dengan harga Rp 340 sampai Rp 350 juta
Sementara Pemprov DKI ingin harganya di angka Rp 170 sampai Rp 180 juta.
Baca: Penampakan Rumah DP 0 Persen Kecil Tidak Dipermasalahkan Warga yang Mendaftar untuk Membeli
Baca: Penyebab Proyek DP 0 Rupiah Belum Sinkron Dengan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta
"Misalnya harga kalau FLPP kalau rumah tapak di Jakut itu 170-180 juta. Sementara mereka memasarkannya 340-350 juta," ujar Sandiaga Uno di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (28/2/2018).
"Jadi ini beberapa sistem skema pembiayaan yg perlu kita selaraskan ke depan," tambahnya.
Selain harga rumah, Sandiaga mengatakan pasar yang dibidik juga belum sinkron.
Pemprov ingin menyasar pasar dengan penghasilan Rp 7 sampai Rp 3,5 juta, sedangkan pengembang ingin pembeli dengan penghasilan Rp 7 juta ke atas.
"Target market yang kita kejar antara Rp 3,5 juta sampai Rp 7 juta penghasilannya," tegasnya.
Namun Sandiaga Uno berharap dalam satu atau dua minggu ke depan skema harga dan teeget pasar bisa sinkron.
"Kami harapkan mungkin satu dua minggu ke depan," katanya.