Kisah Andi Setia Berjualan Buku Bekas Selama 28 Tahun Meski Jarang Pembeli

Andi terlihat sedang memperbaiki alat bor yang barusan saja diambil dari belakang lapaknya.

Penulis: Novian Ardiansyah | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Tribunjakarta.com/Novian Ardiansyah
Andi, Penjual Buku Bekas 

Andi mengatakan, harga buku yang ia patok berkisar antara Rp 2 ribu sampai Rp Rp 5 ribu.

"Jualnya paling dua ribu-lima ribu, tapi tergantung juga sama kondisi bukunya. Kalau buku-buku yang masih bagus seperti itu bisa beda lagi harganya," ujar Andi sambil menunjukan tumpukan buku paling atas yang dibungkus tas totebag.

Andi, Penjual Buku Bekas
Andi, Penjual Buku Bekas (Tribunjakarta.com/Novian Ardiansyah)

Andi sendiri sudah sejak 1990 menjajakan buku-buku bekas.

"Sudah dari umur 40 tahun jual buku, jualnya di sini juga dari dulu di sini saja," ujar Andi.

Andi mengatakan, awal mulanya berdagang buku saat dirinya keluar dari pekerjaan sebelumnya.

"Sebelum jualan saya dulu kerja di supermarket di Glodok, cuma karena umur saya sudah 40 tahun saya pilih keluar," kata Andi.

Dirinya saat itu sengaja memilih berhenti dari pekerjaanya.

Menurutnya, pekerjaannya itu kerap menyita waktu sehingga ia jarang berada di rumah dan meluangkan waktu untuk beribadah.

"Pulang sampai pukul 12 malam, pergi pagi. Jarang di rumah, dan yang utama sebenarnya karena umur saya sudah menginjak 40 tahun waktu itu. Jadi saya pilih berhenti juga karena mau ada waktu lebih dekat untuk ibadah," kata Andi.

Andi sendiri saat ini tidak hanya sekedar berdagang buku di depan Masjid Jami Atthoyyibat, ia juga kerap membantu mengurusi masjid dengan menjadi marbot.

"Kalau di sini urus masjid sudah lama sejak tahun 1974 karena rumah saya dulunya di sini. Tapi kalau untuk fokusnya tahun 2002, wajtu '74 itu saya cuma bantu saja enggak terlibat seperti sekarang," jelas Andi sambil menunjuk ke tembok salah satu rumah di depan Masjid Jami Atthoyyibat.

Dahulu ternyata Andi tinggal di rumah yang berada di depan masjid, namun saat ini ia tinggal di Tangerang.

"Rumah dulu di sini tapi tahun 1993 dijual karena itu warisan, untuk dibagi sama yang lain," kata Andi.

Ia pun mengatakan, setiap harinya ia pergi-pulang ke Tangerang menggunakan kereta.

"Setiap harinya pulang, kecuali malam Jumat dan malam Sabtu karena pengajian dan lainny di masjid yang jadi tanggung jawab saya juga," ucap Andi.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved