Pedagang Otak-otak di Muara Angke Resah karena Tak Punya Lapak Tetap
Ia merasa pedagang otak-otak sampai kapanpun akan terlihat seperti benalu jika tidak ada kejelasan mengenai pemindahan tempat
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - Lapak pedagang otak-otak di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, belum jelas akan dipindah ke mana ketika pembangunan Resto Apung Muara Angke rampung nantinya.
Hal tersebut dikeluhkan Ulfah, seorang pedagang di lapak Otak-otak Nyonya Ilah, saat ditemui TribunJakarta.com, Selasa (6/3/2018).
Ia dan pedagang otak-otak lainnya sempat menuntut kesetaraan dengan 29 rumah makan ikan bakar perihal lokasi lapak dagangan.
"Kemarin kita sempat bilang ke kepala UPT, Pak kita tuh maunya kayak (lapak) ikan bakar, tempatnya jelas gitu, jumlah yang jualannya segitu, terus dana retribusinya berapa gitu, kita mau. Ketimbang kita capek pindah-pindah jadi nggak jelas kita mah," keluh Ulfah.
Dirinya juga menambahkan, di masterplan pembangunan Resto Apung Muara Angke, posisi lapak otak-otak tidak terdapat keberadaannya.
Baca: Pembangunan Resto Apung Muara Angke Sempat Menurunkan Penjualan Otak-otak
Ia merasa pedagang otak-otak sampai kapanpun akan terlihat seperti benalu jika tidak ada kejelasan mengenai pemindahan tempat.
"Di masterplannya itu nggak ada, adanya cuma ikan bakar saja. Tapi kemarin itu diomonginnya nanti kalau ada space sedikit, di situ buat otak-otak. Ya jatuhnya sampai kapan pun kita kaya benalu gitu. Jadi ini ada di sini kita ikut gitu," kata dia.
Keluhan Ulfah akan ketidakjelasan relokasi terdengar seperti keputusasaan saat dirinya mengatakan akan menutup lapaknya dan berjualan di rumah.
"Jadi nanti memang kemungkinan terpahit benar-benar nggak bisa jualan di sini atau nanti dipersulit kita masih bisa jualan di rumah," ucapnya.