Tukinem Tewas Akibat Ritual Aneh Putrinya: Dicekoki Air 30 Menit dan Mulut Disumpal Ikan Teri

Rini Astuti tanpa pikir panjang mencekoki air ke mulut ibunya selama 30 menit, sebelumnya disumpal ikan teri. Ini yang terjadi.

Editor: Y Gustaman
Kompas.Com
Tuminem (50), seorang ibu yang diduga tewas dianiaya oleh anak, menantu dan iparnya dimakamkan di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Senin (5/3/2018). 

Laporan Wartawan Surya, David Yohanes

TRIBUNJAKARTA.COM, TRENGGALEK - Semula penyidik menetapkan lima tersangka dari 15 saksi atas tewasnya Tukinem (51), warga Dusun Jerukgulung, Desa Surenlor, Bendungan, Kabupaten Trenggalek.

Berdasar pengembangan, jumlah tersangka kemudian bertambah menjadi tujuh orang.

Kapolres Trenggalek, AKBP Didit Bambang Wibowo Saputra, mengatakan para pelaku yang masih berkerabat ini melakukan ritual sejak Jumat (2/3/2018).

Mereka menyembelih lima ekor ayam kemudian dimasak, dan dimakan dengan nasi kuning.

"Ritual dilakukan hingga hari Minggu (4/3/2018) pukul 04.00 WIB," terang Didit kepada wartawan pada Selasa (6/3/2018).

Para pelaku pembunuhan Tukinem dikeler di Mapolres Trenggalek, Selasa (6/3/2018). SURYA/DAVID YOHANES
Para pelaku pembunuhan Tukinem dikeler di Mapolres Trenggalek, Selasa (6/3/2018). SURYA/DAVID YOHANES (Surya/David Yohanes)

Pukul 09.00 WIB, Rini Astuti, anak korban meminta peserta ritual mengeluarkan seluruh perabot dari dalam rumah.

Tujuannya agar ada ruang lebih luas untuk melakukan ritual selanjutnya.

Rini kemudian minta seluruh anggota keluarga menyiramkan air ke seluruh tubuh.

Sekitar pukul 15.30 WIB korban keluar rumah dan mengeluh sakit perut.

"Awalnya anak korban mengobati korban dengan mengguyurkan air ke seluruh tubuh korban," tambah Didit.

Rini kemudian berinisiatif mengalirkan air ke dalam mulut Tukinem menggunakan selang.

Sebelum itu, seekor ikan teri kering lebih dulu dimasukkan ke dalam mulut Tukinem.

Ikan teri itu disebut untuk mengeluarkan roh jahat yang menyebabkan tubuh Tukinem sakit.

Dibantu enam pelaku lain, Rini memasukkan selang ke mulut ibunya dan menyumpalnya dengan kain handuk agar air tidak mengalir keluar.

Air dari selang mengalir ke mulut Tukinem selama 30 menit.

"Karena air terus mengalir ke tubuh korban selama 30 menit, korban akhirnya meninggal dunia," tutur Didit.

Tukinem meninggal dunia karena tertutupnya saluran udara oleh air, hingga rongga dada dan paru-parunya berisi air.

Hasil autopsi dokter, paru-paru Tukinem penuh air.

Foto Tukinem semasa hidup. SURYA/DAVID YOHANES
Foto Tukinem semasa hidup. SURYA/DAVID YOHANES (Surya/David Yohanes)

"Kami masih dalami, sebenarnya ritual apa yang sedang dilakukan," beber Kapolres.

Selain Rini Astuti (anak korban), enam tersangka dalam kasus ini adalah Jayadi Budi (menantu korban), dan Jemitun (adik kandung).

Ketiga pelaku penyidik jerat dengan undang-undang terkait kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Empat tersangka lainnya adalah Suyono (adik ipar), Katenun (adik ipar), Apriliani (keponakan) dan Andris Prasetyo (keponakan).

Penyidik menjerat keempatnya pasal 170 (1) KUHP tentang pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Ucapan syukur

Rini mengaku menggelar ritual sebagai ucapan syukur, karena adiknya sembuh dari sakit.

"Sebenarnya ritual biasa, seperti makan nasi kuning," ujar Rini.

Di tengah ritual, Tukinem mengeluh sakit perut dan sesak.

Semua orang yang ikut sepakat untuk melakukan ritual penyembuhan Tukinem dengan memasukkan air langsung dari selang ke mulutnya.

"Saya yakin penyakitnya bisa keluar. Saya tidak berpikir ibu saya tidak bisa bernafas," Rini beralasan.

Penggunaan ikan teri dalam ritual ini, menurut Rini, untuk menarik roh jahat dari tubuh Tukinem.

Kini Rini menyesal sudah membuat ibunya meninggal dunia. "Semua di luar kesadaran saya," ucap dia.

Rini sesenggukan saat menceritakan kejadian itu dan sempat pingsan, saat akan dibawa kembali ke ruang tahanan Polres Trenggalek.

Tukinem ditemukan meninggal dunia di halaman rumahnya pada Minggu (4/3/2018) sore.

Mulanya kesurupan massal

Semula, anak sulung Tukinem, Budi, bercerita keluarganya kesurupan massal sejak Jumat (2/3/2018).

Rumah Tukinem memang satu lokasi dengan tiga rumah anak dan kerabatnya.

"Yang kesurupan semua saudara, adik saya dan suaminya, terus dua keponakan saya juga suami istri," tutur Budi ditemui di rumah duka pada Selasa.

Selama kesurupan ramai-ramai itu, Budi berupaya agar saudara dan kerabatnya bisa kembali tersadar namun tak membuahkan hasil.

Mereka yang kesurupan lantas mengamuk dan mengancam siapa saja.

"Kami yang dalam kondisi sadar, tidak kesurupan. Ini seperti kena hipnotis. Kami nurut diperintah apa saja," tutur Budi.

Dalam kondisi kesurupan itu, Tukinem sempat minta dimandikan, selanjutnya Budi mengaku tidak tahu.

Saat itu itu ia sedang pergi keluar rumah.

Sementara ayahnya, Riyanto, juga tengah pergi ke hutan mencari pakan ternak.

"Tahu-tahu sampai rumah sudah kejadian. Ibu ditemukan meninggal dunia," ucap Budi.

Budi mengaku bingung.

Ia meyakini adik dan kerabatnya tidak sadar saat mencekoki air selang dan ikan teri ke mulut ibunya.

Polisi sudah menahan mereka untuk menjalani proses hukum.

"Saya berharapnya jangan dipenjara, karena mereka tidak sadar dengan apa yang dilakukan," ujar Budi.

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved