Akibat Asam Urat, Setiap Pagi Supriyadi Harus Ngesot 300 Meter Karena Tidak Bisa Jalan

"Ada kali sekitar 300 meter ngesot saja dari rumah ke sini. Biasanya pukul enam pagi sampai nanti pulang siang, pukul 12 ," kata Supriyadi.

Penulis: Novian Ardiansyah | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Novian Ardiansyah
Supriyadi (52) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Novian Ardiansyah

TRIBUNJAKARTA.COM, DEPOK - Supriyadi (52) sudah sekitar satu tahun lebih menderita penyakit asam urat.

Akibat penyakit tersebut, ia kini tidak lagi bisa berjalan seperti ketika sehat.

Baca: Pembobol Nasabah Bank BRI Berikan 5 Pertanyaan Kepada Calon Korban, Jawabannya Ya atau Tidak

Jangankan untuk berjalan, untuk berdiri menopang tubuhnya sendiri saja kedua kaki Supriyadi tidak mampu.

Saat ia berselonjor, kakinya terlihat mulai mengurus. Dari pergelangan kaki, naik hingga ke betis.

"Ini seperti ini sekarang kakinya kurus, tapi enggak lumpuh karena masih bisa digerak-gerakin kan nih," ujar Supriyadi yang sambil duduk selonjor menggerakkan kakinya, Sabtu (17/3/2018).

Saat ditemui TribunJakarta.com, Supriyadi tengah duduk bersila sendirian di pinggir Jalan KH. M. Usman, Kukusan, Beji, Depok, Jawa Barat.

Baca: Begini Dugaan Korupsi yang Dilakukan Cagub Maluku Utara Sehingga Ditetapkan KPK Sebagai Tersangka

Ia mengatakan, sudah sejak 6 Juli 2016 silam dirinya mengidap asam urat hingga kondisinya seperti sekarang ini.

"Pas bangun tidur pagi, saya mau turun kok enggak bisa. Kaki saya sudah kaku ketekuk," terang Supriyadi.

Sebelumnya, Supriyadi sendiri sudah mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit asam urat.

Namun, Supriyadi juga tak menyangka kalau keadaannya bakalan membuat ia tak bisa berjalan.

"Saya berdoa semoga dikabul Ya Allah Ya Rabb disembuhkan," ucap Supriyadi.

Sekarang Supriyadi pun hanya bisa pasrah dengan keadaannya yang seperti ini.

"Enggak sedih, sudah ujian juga yang dikasih sama Allah," kata Supriyadi.

Baca: Bukan Kanker Penyebab Ruben Onsu Kurus, Ternyata Dia Menderita Ini

Kini, walau tidak bisa lagi berjalan, setiap pagi hingga menjelang siang ia kerap keluar rumah.

"Setiap pagi ngesot ke sini dari rumah. Buat berjemur saja sekalian lihat-lihat jalan juga biar enggak suntuk," ujar Supriyadi.

Rumah Supriyadi sendiri letaknya tidak jauh dari tempat biasa ia berjemur.

"Ada kali sekitar 300 meter ngesot saja dari rumah ke sini. Biasanya pukul enam pagi sampai nanti pulang siang, pukul dua belas ," kata Supriyadi.

Ia juga bercerita, baru sekali pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisinya tersebut.

"Baru sekali, setahun setelah sakit ini baru ada teman yang ajak periksa ke klinik. Diantar sama dia naik angkot, soalnya saya enggak bisa naik ke motor," terang Supriyadi.

Supriyadi sendiri hanya tinggal berdua bersama ibunya Ikah (75).

Semenjak dirinya sakit, ia kini tidak lagi bekerja.

Baca: Pengunduran Diri Dirut Dharma Jaya: Sandiaga Bilang Jangan, Anies Justru Melepaskan

Terkadang Supriyadi beserta ibunya sering mendapatkan bantuan dari orang lain.

"Sudah enggak kerja semenjak saya sakit itu. Kadang suka ada yang ngasih. Kalau soal rezeki saya mintanya sama Allah saja," ujar Supriyadi.

Menurutnya, saat ia sedang duduk berjemur di pinggir jalan tersebut, beberapa orang suka menanyakan dirinya.

"Kadang ada orang yang tanya, mungkin suka lihat saya juga ngesot ke sini. Saya bilang lagi berjemur. Ada juga yang kasih uang, tapi saya enggak pernah meminta-minta," ujar Supriyadi.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved