Begini Penjelasan Teknologi PLTSa Mengolah Sampah Bantar Gebang Jadi Listrik
Pada pelaksanaannya sampah-sampah yang ada di TPST Bantar Gebang akan diolah untuk menghasilkan listrik.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Adiatmaputra Fajar Pratama
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BANTAR GEBANG - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) baru membangun pembangkit listrik tenaga sampah.
Lokasinya berada di Tempat Pengelahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Kota Bekasi.
Pengolahan sampah proses termal tersebut merupakan teknologi yang dibangun untuk membuat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Baca: Melihat Gudang Penyimpanan Makanan Impor Kedaluwarsa Asal Australia dan AS
Pada pelaksanaannya sampah-sampah yang ada di TPST Bantar Gebang akan diolah untuk menghasilkan listrik.
Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT Rudi Nugroho menjelaskan, PLTSa tersebut nantinya akan memiliki empat ruang peralatan utama.
Salah satu ruangan di bunker yang terbuat dari concrate serta dilengkapi dengan platform dan crane.
Bunker tersebut digunakan untuk menempatkan sampah yang akan diolah, kapasitasnya sendiri mencapai 50 ton sampah.
Kemudian bagian kedua yakni ruang pembakaran sampah dengan reciprocating grate yang didesain dapat membakar sampah dengan suhu 950 derajat celsius.
"Dengan suhu 950 derajat celsius itu dapat meminimalisir gas buang yang dapat mencemari lingkungan," jelas Rudi
Baca: Sandiaga Terharu Gerai OK OCE Pertama Diluncurkan
Kemudian, panas dari proses pembakaran sampah yang terbawa gas buang tersebut digunakan untuk mengkonversi air dalam boiler menjadi steam, setelah itu hasil steam itu digunakan untuk memutar turbin yang dapat mengasilkan listrik.
"Saat ini kita baru bisa menghasilkan listrik sebesar 400 kilo watt dari hasil pembakaran sampah 50 ton pet hari," kata Rudi
Produk listrik ditargetkan minimal dapat mencukupi kebutuhan internal perlatan PLTSa.