Kawasan Industri Terus Dikembangkan Untuk Menggenjot Sektor Manufaktur

Sebelumnya, Jababeka juga memiliki proyek di Cikarang, Jawa Barat yang dikembangkan sebagai kawasan industri manufaktur elektronik dan otomotif.

Editor: Adiatmaputra Fajar Pratama
TribunJogja/Ponco Wiyono
Kawasan Industri Kendal TRIBUNJOGJA/PONCO WIYONO 

TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - Saat ini, banyak kawasan industri di Pulau Jawa fokus mengembangkan sektor manufaktur.

Salah satu contohnya seperti Jababeka yang menyiapkan 80 hektar untuk 80 pabrik di wilayah Kendal.

Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Sanny Iskandar mengatakan kawasan tersebut mengutamakan pengembangan industri dalam negeri.

Baca: SBY: Kepada Pak Amien Rais, Kita Sudah Sama-sama Tua, Hati-hati Berbicara

"Kawasan Industri goalsnya adalah industri. Mungkin masih ada yang merasa bagian dari properti tapi kita lebih memfasilitasi industri manufaktur," kata Sanny, Rabu (21/3/2018).

Sebelumnya, Jababeka juga memiliki proyek di Cikarang, Jawa Barat yang dikembangkan sebagai kawasan industri manufaktur elektronik dan otomotif.

Di wilayah Banten, Kawasan industri Modern Cikande misalnya, juga diharapkan kawasan pengembangan industri manufaktur, seperti industri baja, kimia dan makanan.

"Kegiatan industri wajib dilakukan dan harus beroperasi di Kawasan Industri. Jika dulu ada izin prinsip, maka sekarang tidak ada lagi jika manufaktur masuk ke dalam kawasan," kata Sanny.

Baca: Gelas yang Dibeli Meledak Saat Diisi Air Panas Hingga Gigi Patah, IKEA Digugat Rp 2 Miliar

Di samping itu, ada pula investor global yang membangun kota industri Karawang New Industry City (KNIC).

Mereka menyiapkan klaster industri manufaktur seperti Material Konstruksi (Construction Material), Layanan Logistik (Logistics), dan Fast Moving Consumer Goods/Food.

Menurut Sanny, ini merupakan dorongan bagi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mewujudkan keberhasilan Kawasan Industri

"Nantinya, akan terdapat pengecualian untuk industri kecil yang proses bahan bakunya tidak mungkin di kawasan seperti refinery, semen, dan lain lain," kata Sanny.

Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar menyatakan, tujuh sektor unggulan tersebut akan tetap industri makanan dan minuman yang menyumbang bagi PDB Industri pengolahan sekitar 33 persen. 

Adajuga di farmasi, logam yang tahun ini akan ditambah kapasitasnya sejalan dengan smelter yang sudah berkembang. Itulah kenapa kita sangat optimistis pertumbuhan industri akan lebih baik,” kata Haris saat dihubungi wartawan di Jakarta.

Dia menjelaskan pengembangan sektor manufaktur di kawasan industri dapat menjadi salah satu kunci terciptanya peningkatan produktivitas di kawasan tersebut sehingga dapat bersaing dalam skala nasional maupun global.

Apalagi saat ini, sektor manufaktur nasional diharapkan mampu menunjukkan kemampuan kompetitifnya di pasar internasional. 

Sebuahkawasan industri yang memiliki produk industri manufaktur yang berkualitas dan berdaya saing tinggi, tentunya akan menjadi modal utama kesiapan industri tersebut dalam menghadapi kompetisi global.

“Industri kalau memiliki sistem yang baik termasuk manufaktur dapat membuat Indonesia mampu berdaya saing yang tinggi,” terang Haris.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved