Kisah Nur Pengendara Motor Roda Tiga yang Tidak Bisa Menyalip Mobil
Meski memiliki keterbatasan fisik, Nur tetap berjuang sendiri demi mencukupi kebutuhan hidupnya.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Adiatmaputra Fajar Pratama
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, PESANGGRAHAN - Pria mengenakan jaket ungu terlihat bersabar berkendara di tengah kemacetan wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Namun tak seperti motor pada umumnya, ia tak bisa menyalip mobil-mobil di depan lantaran motor yang ia miliki beroda tiga.
Begitulah Nur, pria ini mengendarai sepeda motornya dengan sabar karena keterbatasan fisik yang mengharuskannya mengendarai motor beroda tiga.
Baca: Motor Hancur ini Jadi Tanda Peringatan Pengendara Untuk Hati-hati Dalam Berlalu Lintas
"Saya ingin menuju ke warung sate adek saya. Cuma ya gini enggak bisa nyalip karena macet," ujarnya saat ditemui di bilangan Pesanggrahan, Jakarta Selatan oleh TribunJakarta.com pada Rabu (21/3/2018).
Sejak kecil Nur telah divonis polio. Kedua kakinya tak berfungsi layaknya orang normal.
Ia mengandalkan kedua tangannya untuk menyeret badan sewaktu hendak berjalan.
"Ya awalnya susah. Tapi akhirnya saya biasa melakukan rutinitas dengan kedua tangan saya. Mau mandi atau makan. Tapi kemudian saya pake kursi roda," tuturnya.
Baca: Jadwal Lengkap SIM Keliling di DKI Jakarta Hari ini
Meski memiliki keterbatasan fisik, Nur tetap berjuang sendiri demi mencukupi kebutuhan hidupnya.
"Sebelumnya saya nganggur, paling bantuin orang tua sama adek nusukin sate. Tapi lama kelamaan saya sadar meski begini saya harus kerja buat hidupi saya sendiri," ucap Nur.
Akhirnya ia memutuskan untuk berjualan layang-layang di sekitar rumahnya.
"Saya akhirnya beli layang-layang. Terus saya jualin lagi di deket rumah karena banyak anak-anak yang masih suka main itu. Alhamdulilah sampe sekarang hidup saya tercukupi dari dagangan itu," katanya sambil tersenyum.
Nur pun memiliki keluh kesah yang acapkali terkena cibiran dari orang-orang sekitarnya terutama seorang dara atau perempuan.