Soal Rasa Jadi Alasan Pembeli Kembali Datang ke Warung Ketan Susu Kemayoran
warung ketan susu di kawasan Kemayoran. Meskipun menunya sederhana, warung ini tidak pernah sepi pembeli.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KEMAYORAN - Warung ketan susu di jalan Garuda Ujung RW 08, Kemayoran, Jakarta Pusat adalah pelopor warung ketan susu di kawasan Kemayoran.
Warung yang berdiri sejak 1958 ini menyajikan menu sederhana seperti ketan, gorengan berupa tahu, tempe, ubi, pisang serta minuman berupa teh poci dan kopi.
Meskipun menunya sederhana, warung ini tidak pernah sepi pembeli.
"Sehari bisa habis dua kuintal ketan, ramai mulu," kata Romi selaku generasi ke empat warung ketan susu.

Pantauan TribunJakarta.com, satu porsi ketan dijual seharga Rp 5000, sedangkan gorengan dijual seharga Rp 1000 per buah.
Bejo (51) seorang pengunjung yang kerap datang ke warung ketan susu mengatakan bila rasa ketan yang disajikan menjadi alasan dia terus kembali datang.
"Saya ke sini dari zaman masih sekolah Taman Siswa, dari tahun 1982 udah sering nongkrong di sini. Sampelai saya sudah punya anak masih ke sini," kata Bejo kepada TribunJakarta.com, Sabtu (7/4/2018).
Ayah tiga anak ini mengatakan bila rasa ketan susu di jalan Garuda Ujung memiliki cita rasa yang khas dibandingkan ketan susu lain yang pernah ia cicipi.
"Beda sama di tempat lain, saya sudah pernah nyobain yang di Ciledug, rasa ketannya kurang," katanya.
Soal harga, Bejo mengatakan bila harga menu yang ditawarkan tidak menguras isi dompet.
Warga Citayam, Depok ini mengatakan bila saat berkunjung bersama keluarganya ia dapat menghabiskan hingga Rp 100 ribu.
Rasa dan suasana yang mendukung membuatnya merasa betah dan ingin memesan terus.
Kini, meski tidak lagi tinggal di Jakarta, Bejo selalu menyempatkan berkunjung setidaknya satu kali setiap bulannya.
"Tiap bulan seenggaknya sekali ke sini, sama teman-teman atau keluarga," ungkapnya.
Pantauan TribunJakarta.com, warung ketan susu di jalan Garuda Ujung ini menyediakan kursi dengan panjang sekira dua meter yang disusun membentuk huruf L.
Di depan kedainya, terdapat dua bangku dengan ukuran serupa dan satu meja.
Sementara di sisi kiri tersedia bangku panjang yang terbuat dari kayu. Bangku tersebut disusun secara vertikal hingga mencapai panjang sekira 10 meter.