Berapa Berat Total Pikulan yang Dibawa Pedagang Gorengan? Ini Jawabannya
Hal ini diketahui saat ia menimbang pikulan beserta isinya lewat jasa penimbang dan cek tensi keliling pada tahun 2013.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Enakan pakai pikulan, kalau masuk gang kecil orang lewat masih mau menghargai nunggu kita lewat. Kalau pakai gerobak orang suka enggak sabar pas kita lewat, karena ngalangin jalan," tuturnya.
Saat masih menjajakan gorengan dengan menggunakan pikulan Ahmad berkeliling dari Gita Bahari bioskop hingga kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.
Dulunya ia berdagang sejak pukul 12.00 hingga pukul 22.00 WIB.
Jam dagangnya itu kini tidak banyak berubah, yakni dari pukul 13.00 hingga 23.00 WIB.
Meski tidak mengetahui pasti berat pedagang gorengan lain yang menggunakan pikulan, ia menduga bila rekan sesama pedagang gorengannya memikul berat setidaknya 50 kilogram.
"Pedagang gorengan yang pakai pikulan lain juga seenggaknya berat pikulan sama isinya 50 kilogram. Sama kaya bawa orang, tapi beratan bawa benda mati. Karena enggak ada nafasnya," lanjutnya.
Ketika pertama berdagang gorengan, satu buah gorengannya ia jual seharga Rp 25.
Kini, setelah puluhan tahun berlalu, ia menjual gorengannya seharga Rp 1000 setiap satu buahnya.