dr Bimanesh Sutarjo Sebut Luka Setya Novanto Lonjong Seperti Telur

Fredrich Yunadi menjadi orang pertama yang menyebut luka di kepala Setya Novanto sebesar bakpao akibat kecelakaan pada Kamis (16/11/2017).

Editor: Ilusi Insiroh
KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA
Dokter RS Medika Permata Hijau Bimanesh Sutarjo di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (16/4/2018). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Fredrich Yunadi menjadi orang pertama yang menyebut luka di kepala Setya Novanto sebesar bakpao akibat kecelakaan pada Kamis (16/11/2017).

Namun, pengakuan Fredrich terbantahkan oleh sejumlah saksi dokter, perawat hingga sekuriti yang melihat awal kali mantan Ketua DPR itu masuk ke RS Medika Permata Hijau Jakarta.

Baca: Hari Konsumen Nasional, PT Angkasa Pura II Gelar Karnaval di Bandara Soekarno-Hatta

Bahkan, dr Bimanesh Sutarjo yang diminta bantu oleh Fredrich untuk menanani Novanto di rumah sakit tersebut menyebut benjolan kecil di kepala Novanto mirip telur.

Hal itu disampaikan Bimanesh Sutarjo saat bersaksi dalam sidang kasus merintangi penyidikan perkara KTP elektronik Setya Novanto dengan Terdakwa Fredrich Yunadi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis (19/4/2018).

Menurut Bimanesh, Novanto mengalami luka lecet di bagian leher, tangan kiri, dan dahi setelah kecelakaan mobil tunggal di sekitar rumah sakit.

Luka lecet 1,5 cm di dahi diduga diakibatkan goresan benda tumpul.

Bimanesh mengatakan, luka bagian kepala membengkak dengan ukuran diameter 1,5 cm. Sedangkan luka lecet di bagian tangan kiri ukuran panjang 3 cm.

"Kulit ari terkelupas, ada bengkak sedikit sekitar 1,5 cm. Luas lecet (di leher) 7,5 cm gitulah lonjong seperti telur," ujar dia.

Menurutnya, luka-luka yang dialami oleh Novanto pasca-kecelakaan itu terbilang biasa. Dan menurutnya, janggal jika luka seperti itu diberi perban.

Ia membantah yang memberi perban di dahi Novanto pada hari itu.

Bimanesh dalam kesaksiannya di persidangan terdakwa Fredreich ini juga mengakui Novanto dalam kondisi sadar saat ia memeriksa di ruang rawat.

Baca: Wali Kota Jakarta Timur Turut Hadiri Malam Puncak Abang-None Jaktim Hari Ini

Bahkan, Novanto bisa menjawab pertanyaan keluhan yang dialaminya.

"Kemudian langsung kita bangunkan tanyakan kondisinya gimana, pusing dok. Jadi kalau ditanya status kesadaran, ya sadar dia," ujarnya.

Bimanesh mengaku yang meminta Novanto untuk istirahat karena hasil pemeriksaan menunjukan tekanan darahnya mencapai 180.

Hal itu dilakukan untuk menghindari risiko serangan jantung dan stroke.

Bimanesh juga mengaku dirinya lah yang membuat dan menempelkan kertas berisi pengumuman 'Pasien Perlu Istirahat' di pintu masuk ruang rawat Novanto.

Dia beralasan karena saat itu ramai wartawan yang hendak meliput Novanto.

"Saya buat tulisan umum, saya tempel di pintu. 'Pasien Perlu istirahat karena penyakitnya'.  Saya tulis menggunakan spidol di kertas A6," akunya.

Buat Visum Kecelakaan

Jaksa KPK menunjukkan surat visum kecelakaan Setya Novanto yang dibuat oleh dokter Bimanesh Sutarjo.

Dalam surat visum itu, terdapat foto kondisi luka mantan Ketua DPR.

Baca: Fredrich Yunadi Pesan Skenario Kecelakaan Setya Novanto

"Ini visum yang ditanyakan, kemudian ini isi bisa dijelaskan. Ini halaman kedua ini ada foto, gunakan apa?" tanya jaksa KPK M Takdir Suhan kepada saksi Bimanesh.

Bimanesh membenarkan surat visum itu dibuatnya saat merawat Novanto di RS Medika Permata Hijau. Ia mengaku memotret kondisi Novanto menggunakan telepon selulernya untuk menguatkan surat visum yang dibuatnya.

"Saya perlu untuk memfoto ini karena pemikiran saya riwayat kecelakaan lalu lintas orang bawah bilang begitu pasti akan dimintai visum," ucap Bimanesh.

Dalam sidang kasus ini, Fredrich Yunadi didakwa merintangi penyidikan kasus dugaan korupsi e KTP Setya Novanto yang dilakukan oleh KPK.

Diduga Fredrich yang juga pengacara Novanto bekerja sama dengan dokter Bimanesh Sutarjo melakukan rekayasa agar Novanto dirawat inap di RS Medika Permata Hijau untuk menghindari pemeriksaan KPK.

Adapun perkara dr Bimanesh Sutarjo disidang secara terpisah. (Tribun Network/dtc/coz)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved