Hari Kartini

Mengenal Bripda Diah, Kartini Masa Kini yang Mengajar Puluhan Anak Yatim Piatu

"Bertugas di kepolisian memang berat, namun itu bukan alasan wanita tidak dapat mengerjakannya," ucapnya, Jumat (20/4/2018).

TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Bripda Diah (kerudung abu-abu) bersama beberapa rekan Polwan lainnya sebelum bertugas mengatur arus lalin di sekitar Simpang Cawang Kompor, Jumat (20/4/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisus Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Suasa bising dan asap kendaraan mungkin sudah menjadi pemandangan yang wajar di sekitar Simpang Cawang Kompor, Jakarta Timur.

Namun, pemandangan yang sedikit berbeda pada hari ini.

Memperingati Hari Kartini pada Sabtu (21/4/2018), Polres Jakarta Timur mengerahkan empat orang Polwan untuk mengatur arus lalu lintas di sekitar Simpang Cawang Kompor.

Mereka tampak anggun mengenakan pakaian kebaya.

Baca: Rombongan Turis Asal Bandung dan Jakarta Kecelakaan Usai Berwisata di Gunung Fuji Jepang

Hal itu pun mencuriperhatian pengendara yang melintas.

Tak jarang, para pengendara melempar senyuman atau melambaikan tangan kepada mereka.

Satu diantara keempat Polwan itu bernama Bripda Diah yang berusia 23 tahun.

Diah mengakui bekerja di lembaga kepolisan sangat berat.

Namun, hal itu tidak menjadi penghalang baginya untuk mengasuh puluhan anak yatim piatu di sela tugas pokoknya sebagai Polwan yang bertugas di Polsek Cakung.

Baca: Kangen, Renata Kusmanto Bawa Kedua Anaknya Jenguk Fachri Albar

"Bertugas di kepolisian memang berat, namun itu bukan alasan wanita tidak dapat mengerjakannya," ucapnya, Jumat (20/4/2018).

"Kalau mengajar memang dari dulu saya suka ngajar anak-anak kurang mampu," katanya di depan Polsek Jatinegara, Jakarta Timur.

Saat ini ia mengajar anak-anak kurang mampu di sebuah rumah warga yang dijadikan tempat penampungan anak yatim piatu di daerah Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.

Tak tanggung-tanggung, ada sekira 65 anak yatim piatu dan kurang mampu yang ia bina di rumah singgah tersebut.

"Dari 65 anak tersebut berasal dari lingkungan sekitar penampungang yang memang duafa dan yatim piatu yang ingin belajar serta mengaji," terangnya.

Selain mengajar di Penggilingan, ternyata Bripda Diah juga mengajar anak yatim piatu di daerah Bekasi.

"Saya mengajar di dua tempat, yang di Penggilingan ini baru dua bulan, sebelumnya di Bekasi tapi sekarang sudah jarang," ungkap dia.

Meski jadwal mengajar tak tentu akibat kesibukannya sebagai petugas penegak hukum, tetapi ia selalu menyempatkan diri ke rumah singgah apabila memiliki waktu luang.

"Mengajar juga enggak terjadwal, kalau saya lagi ada bahan atau waktu saya kesana (rumah singgah)," ujar Bripda Diah.

Wanita  cantik ini bahagia dapat mengajar anak tidak mampu dan yatim piatu karena dirinya senang dengan anak kecil.

"Saya senang dengan anak kecil yang notabene sangat banyak di sana (rumah singgah), mereka kalau diberi materi tentang Pancasila dan NKRI selalu antusias," terangnya.

Bila mengajar di rumah singgah, Bripda Diah sering memberi pengetahuan seputar kepolisian seperti rambu lalu lintas, bahasa narkoba, dan Pancasila.

Sebelum mengajar pun, Bripda Diah menyempatkan diri menyiapkan bahan ajar.

Misalnya, ketika ingin mengajarkan kepada anak-anak tentang rambu lalu lintas, ia tak lupa membawa serta contoh rambu lalu lintas tersebut.

Atas dedikasinya terhadap anak kurang mampu ini, Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Tony Surya Putra pernah memberinya penghargaan.

"Kemarin saya dikasih penghargaan kaget, saya merasa masih kurang bantu-bantu tetapi sudah di kasih penghargaan," tutur dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved