Identitasnya Disembunyikan Selama 40 Tahun, Ini Kisah Gempar Soekarno Putra, Anak Bung Karno
"Kamu adalah anak Soekarno." Itulah kata-kata Jetje yang masih terngiang di telinga Charles.
Antara lain berupa foto, surat-surat, tongkat komando, keris, serta amanat yang ditulis oleh tangan Soekarno sendiri.
Dalam amanat tertulis permintaan agar anak yang lahir pada 13 Januari 1958 itu, kelak pada saatnya ia sudah dewasa berpolitik, dinamai dengan Muhammad Fatahillah Gempar Soekarno Putra.
"Kutitipkan bangsa dan negara kepadanya!"
Jadi kondektur bemo
Kenyataan ini tak bisa mengubah hidup Charles yang kemudian menyandang nama baru: Gempar Soekarno Putra.
Ia tetap seorang pengusaha yang juga berprofesi sebagai konsultan hukum di Jakarta.
Namun ada niatannya untuk lebih mengenal ayah kandungnya. Langkah awalnya mengunjungi makam Soekarno di Blitar.
Baca: The Power Of Emak-Emak Jadi Alasan Sandiaga Uno Ingin Tambah Camat Perempuan di Jakarta
Lalu dengan penuh kesadaran, di sebuah masjid di kawasan pemakaman raja-raja Jawa, di Imogiri, ia memeluk agama Islam.
Dengan identitas dan legalitas baru, Gempar melanjutkan hidupnya yang saat itu sudah tergolong mapan.
Pekerjaan dan karier cerah, materi cukup, serta sudah berkeluarga dengan seorang istri (Jeane Augusta Lengkong) dan seorang putra (Yohanes Yoso Nicodemus).
Segala pencapaian ini terus disyukurinya mengingat perjalanan hidupnya sebelum ini penuh dengan cobaan.
Pada usia SD, Gempar sudah dititipkan di rumah kakak dari suami pertama Jetje.
Baca: Video Indahnya Gol Giroud Bawa Chelsea Menang, 5 Pemain Southampton Jatuh
Meski ikut keluarga, ternyata ia tidak diperlakukan sebagai anak biasa dan harus bekerja keras hingga mirip seperti pembantu.