Pilpres 2019
Hebat, Begini Doa Ibu untuk Sejumlah Pria Berkaus #2019GantiPresiden yang Intimidasinya
Ibu yang satu ini begitu tegar ketika sejumlah pria mengerubungi dan melecehkannya, sementara ia sedang berjalan berdua dengan putranya.
Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
"Turut berduka mba atas kejadian cfd-nya. Semoga majikan mereka ga terlambat lagi ngasih nasi bungkusnya. Jadi binatang peliharaannya ga galak2. We are stand on the right side #2019gantiwakilpresiden," tulis Ronal Pribadi Purba.
Lain lagi dengan Toemphal Tambunan yang sedikit sarkas mengkritik para lelaki yang mengintimidasi Susi.
"Buat bapak2 cfd yg ngak punya etika dan sopan santun #2019gantikelamin," tulis Toemphal Tambunan.
Dianggap wajar
Intimidasi dan persekusi sejumlah orang berkaus #GantiPresiden2019 terhadap seorang ibu berkaus #DiaSibukKerja dan anaknya di Bundara HI hal wajar.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono dalam program Kompas Petang yang dipandu pembawa acara Aiman.
"Kalau melihat video tadi kan menurut saya masih dalam batas yang wajar, batas yang wajar," ungkap Ferry yang mengaku pendapatnya tersebut pribadi.
Jawaban Ferry sontak ditimpali politikus PDI Perjuangan, Maruarar Sirait.
"Itu bedanya kubu Jokowi dengan kubu Prabowo. Pertama buat dia wajar. Kalau kita pasti tidak wajar," potong Maruarar.
Ferry kemudian meminta agar dirinya memberikan penjelasan lebih dulu tanpa dipotong.
"Kan tidak ada secara fisik, kan orang itu aneh, pakai kaos sendirian, dan berupaya memprovokasi. Tapi tidak mengurangi esensi kegiatan. Di antara ribuan kan ada satu kejadian seperti itu Kan tadi cuma meledek," ungkap Ferry.
Maruarar tak setuju dengan ucapan Ferry bahwa si ibu tadi memprovokasi massa berkaus #GantiPresiden2019 yang sedang berkerumun di Bundaran HI.
Tapi, Ferry tetap pada pendapatnya membenarkan tindakan mereka karena selama di video itu menurut dia tak ada kontak pribadi.
Ia berdalih, apa yang dilakukan sejumlah orang berkaus #GantiPresiden2019 memiliki psikologi yang berbeda.
"Kan kerumunan orang itu punya psikologi yang berbeda, harus mengerti juga. Kalau dalam konteksnya seperti itu masih wajar dalam psikologi kerumunan," tegas Ferry.