Calon Istri Dibakar
Sederet Fakta Sosok Stefanus yang Bakar Calon Istri: Jarang Bergaul Sampai Takut Tikus
Stefanus juga diketahui jarang pulang ke rumahnya yang berada di pemukiman padat penduduk tersebut.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Dia anaknya pendiam, enggak pernah cerita atau mengeluh dengan keluarga," katanya.
Namun demikian, Angkoeh mengatakan, Stefanus telah memperkenalkan Laura kepada keluarga sejak satu bulan resmi berpacaran.
Ketika itu, Stefanus membawa Laura ke rumah Angkoeh saat ia sedang berulang tahun.
"Dia pacaran bulan Agustus. Pas saya ulang tahun bulan September, mereka berdua datang dan kasih kue ke saya. Itu pertama kalinya saya ketemu Laura," katanya.
Beberapa bulan setelahnya, Stefanus kembali menghubunginya untuk meminta izin menikah dengan Laura.
Ketika itu Angkoeh tidak diberitahu kapan pernikahan tersebut akan dilakukan.
"Dia hubungin saya minta izin buat nikah. Tapi untuk waktu dan tempatnya, saya belum dikasih tahu. Saya baru tahu (bulan Agustus) itu dari facebook-nya dia. Kalau keduanya sudah prewedding juga saya tahunya setelah kejadian ini," katanya.
Sementara itu, Ketua RT 11 RW 08, Muhtar mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh, Stefanus memarkirkan mobilnya di dekat sebuah minimarket yang ada di Jalan Pekojan I.
"Saya dapat informasi dari RT lain kalau mobil yang digunakan itu diparkir di dekat minimarket. Memang rumah pelaku enggak bisa dilewatin mobil karena berada di gang sempit," kata Muhtar.
Lokasi tersebut selama ini memang kerap digunakan warga sekitar untuk memarkirkan kendaraannya.
Hanya saja warga yang parkir di tempat itu, biasanya tidak pernah lama untuk kemudian pergi kembali.
Sementara rumah pelaku yang juga dijadikan warung kelontong di Kampung Janis No 11 RT 11 RW 08, Pekojan, Tambora, terlihat tutup dan sepi.
Bangunan dua lantai tersebut berada di dalam gang sempit yang ada di wilayah tersebut.
4. Tertutup

Pembunuhan yang dilakukan Stefanus (25) kepada calon istrinya, Laura (41) tergolong sadis.