Calon Istri Dibakar

Sederet Fakta Sosok Stefanus yang Bakar Calon Istri: Jarang Bergaul Sampai Takut Tikus

Stefanus juga diketahui jarang pulang ke rumahnya yang berada di pemukiman padat penduduk tersebut.

ISTIMEWA
Stefanus dan Laura saat menghabiskan waktu bersama sebelum peristiewa tragis pembunuhan. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Keluarga terkejut Stefanus (25) tega membunuh dan membakar calon istrinya, Laura (41), hanya karena persoalan sepele.

Sebab, sosok Stefanus di mata keluarga dan teman kecilnya terlihat tertutp dan pendiam.

TribunJakarta.com merangkum sejumlah fakta mengenai sosok stefanus tersebut.

1. Jarang Bergaul

Stefanus digelandang penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat mengikuti rekonstruksi kasus pembunuhan calon istrinya di Jalan Alaydrus, Petojo Utara, Jakarta Pusat, Senin (7/5/2018). TRIBUNJAKARTA.COM/MUSLIMIN TRISYULIONO
Stefanus digelandang penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat mengikuti rekonstruksi kasus pembunuhan calon istrinya di Jalan Alaydrus, Petojo Utara, Jakarta Pusat, Senin (7/5/2018). TRIBUNJAKARTA.COM/MUSLIMIN TRISYULIONO (TribunJakarta.com/Muslimin Trisyuliono)

Sosok Stefanus (25) yang membunuh calon istrinya, Laura (41) dikenal pendiam dan jarang bergaul di wilayah tempat tinggalnya di Kampung Janis, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat.

Stefanus juga diketahui jarang pulang ke rumahnya yang berada di pemukiman padat penduduk tersebut.

Baca: Remaja Teriak Saat Ponselnya Dirampas, 2 Jambret Langsung Dibekuk Warga Depok

"Pas masih kecil mah suka main sama anak sini, tapi kalau sekarang udah enggak pernah. Orangnya itu pendiam dan enggak banyak ngomong," ujar Dodi yang mengaku teman kecil Stefanus saat ditemui di dekat rumah pelaku, Senin (7/5/2018).

Dodi mengatakan sikap itu mulai berubah sewaktu Stefanus beranjak dewasa.

Saat itulah, Stefanus semakin tertutup dan tidak pernah bergaul‎ dengan para teman di lingkungan tempat tinggalnya.

"Pas semenjak lulus sekolah lah dia udah enggak pernah main sama anak sini, mainnya diluar mulu," ujarnya.

"Makanya saya juga kaget pas dia tahu-tahu sudah punya mobil," tambahnya.

Diawali cekcok mulut karena urusan sepele, Stefanus (25) tega melayangkan empat tusukan ke tubuh Laura (41).

2. Hobi Bulu Tangkis

Stefanus dan Laura saat menghabiskan waktu bersama sebelum peristiewa tragis pembunuhan.
Stefanus dan Laura saat menghabiskan waktu bersama sebelum peristiewa tragis pembunuhan. (ISTIMEWA)

Berawal dari cekcok mulut, Stefanus (25) tega menghabisi nyawa calon istrinya, Laura (41) pada Kamis (3/5/2018), sekira Pukul 13.00 WIB.

Padahal keduanya telah menjalin hubungan selama sembilan bulan dan telah berencana menikah pada Agustus 2018.

Bahkan, sehari sebelum kejadian, keduanya baru saja melakukan sesi foto prewedding di Pantai Ancol, Jakarta Utara.

Awal pertemuan antara Steven yang merupakan sopir taksi online dengan Laura yang lulusan S-2 di Australia terjadi di lapangan bulu tangkis.

Baca: Intel Polri Ditemukan Tak Bernyawa di Mobil, Diduga Keracunan Asap Knalpot

Hal itu karena keduanya memang hobi bermain olahraga tersebut.

Paman Stefanus, Angkoeh membenarkan kalau ponakannya itu memang hobi bermain bulu tangkis sejak kecil.

"Dari kecil tuh dia udah suka main bulu tangkis. Cuma sekedar hobi aja, enggak pernah sampai ikut kejuaraan," kata Angkoeh saat ditemui TribunJakarta.com, Senin (7/5/2018).

Namun, ia tidak mengetahui pasti dimana saja Stefanus kerap bermain bulu tangkis.

Hal itu lantaran Stefanus merupakan anak yang pendiam dan tertutup.

"Yang saya tahu dia mainnya di daerah Pantai Mutiara‎ aja. Kalau di tempat lain saya enggak tahu dia main dimana," ujarnya.

Bahkan, ia juga baru mengetahui kalau Stefanus dan Laura bertemu karena kesamaan hobi bermain bulu tangkis ‎dari pemberitaan di media massa.

"Saya juga baru tahu itu sekarang. Stefanus kan orangnya enggak pernah cerita," kata Angkoeh.

3. Takut Tikus

Pengendara melintas di lahan parkir yang digunakan pelaku ketika menyembunyikan jasad korban di dalam mobilnya.
Pengendara melintas di lahan parkir yang digunakan pelaku ketika menyembunyikan jasad korban di dalam mobilnya. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Keluarga tidak menyangka Stefanus (25) tega membunuh dan membakar kekasihnya, Laura (41), hanya karena persoalan sepele.

Pasalnya pelaku dikenal keluarga sebagai pribadi yang pendiam dan tertutup.

"Siapa yang sangka dia bisa setega itu. Dengan tikus saja takut banget," kata Angkoeh, paman Stefanus, Kamis (7/5/2018).

Angkoeh menduga hal tersebut karena Stefanus kehilangan sosok figur seorang panutan setelah sang ayah meninggal dunia sewaktu pelaku masih kecil.

"Dia anaknya pendiam, enggak pernah cerita atau mengeluh dengan keluarga," katanya.

Namun demikian, Angkoeh mengatakan, Stefanus telah memperkenalkan Laura kepada keluarga sejak satu bulan resmi berpacaran.

Ketika itu, Stefanus membawa Laura ke rumah Angkoeh saat ia sedang berulang tahun.

"Dia pacaran bulan Agustus. Pas saya ulang tahun bulan September, mereka berdua datang dan kasih kue ke saya. Itu pertama kalinya saya ketemu Laura," katanya.

Beberapa bulan setelahnya, Stefanus kembali menghubunginya untuk meminta izin menikah dengan Laura.

Ketika itu Angkoeh tidak diberitahu kapan pernikahan tersebut akan dilakukan.

"Dia hubungin saya minta izin buat nikah. Tapi untuk waktu dan tempatnya, saya belum dikasih tahu. Saya baru tahu (bulan Agustus) itu dari facebook-nya dia. Kalau keduanya sudah prewedding juga saya tahunya setelah kejadian ini," katanya.

Sementara itu, Ketua RT 11 RW 08, Muhtar mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh, Stefanus memarkirkan mobilnya di dekat sebuah minimarket yang ada di Jalan Pekojan I.

"Saya dapat informasi dari RT lain kalau mobil yang digunakan itu diparkir di dekat minimarket. Memang rumah pelaku enggak bisa dilewatin mobil karena berada di gang sempit," kata Muhtar.

Lokasi tersebut selama ini memang kerap digunakan warga sekitar untuk memarkirkan kendaraannya.

Hanya saja warga yang parkir di tempat itu, biasanya tidak pernah lama untuk kemudian pergi kembali.

Sementara rumah pelaku yang juga dijadikan warung kelontong di Kampung Janis No 11 RT 11 RW 08, Pekojan, Tambora, terlihat tutup dan sepi.

Bangunan dua lantai tersebut berada di dalam gang sempit yang ada di wilayah tersebut.

4. Tertutup

Stefanus dan Laura saat menghabiskan waktu bersama sebelum peristiewa tragis pembunuhan.
Stefanus dan Laura saat menghabiskan waktu bersama sebelum peristiewa tragis pembunuhan. (ISTIMEWA)

Pembunuhan yang dilakukan Stefanus (25) kepada calon istrinya, Laura (41) tergolong sadis.

Ia menusuk tubuh Laura sebanyak empat kali di dalam kamar rumah Laura di Jalan Alaydrus No. 69, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018) sekira Pukul 13.00 WIB.

Tak cukup sampai disitu, ia pun tega membakar dan membuang jasad Laura di kawasan Pantai Karang Serang, Kabupaten Tangerang.

Tentu saja hal itu membuat keluarga pelaku tidak menyangka kalau Stefanus tega berbuat sekeji itu.

"Siapa yang nyangka dia bisa setega itu, orang sama tikus aja dia takut banget," kata paman Stefanus, Angkoeh ditemui di rumahnya, Jalan Jembatan Hitam, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, Kamis (7/5/2018).

Angkoeh menyebut Stefanus merupakan pribadi yang pendiam dan tertutup.

Dia menduga hal itu karena Stefanus kehilangan kehilangan sosok figur seorang ayah.

Mengingat, ayah Stefanus telah meninggal dunia sewaktu Stefanus masih kecil.

"Dia anaknya pendiam, enggak pernah cerita apalagi ngeluh sama sekali sama keluarga," ujar Angkoeh.

Angkoeh me‎ngakui kalau Stefanus sudah beberapa bulan ini tidak tinggal bersama orangtuanya di Kampung Janis, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat.

"Emang enggak pernah pulang. Kalau ditanya tinggal dimana, bilangnya nginep di apartemen temannya," kata Angkoeh.

5. Stefanus Telah Kenalkan Laura ke Keluarga

Stefanus bakar calon istrinya, Laura
Stefanus bakar calon istrinya, Laura (TribunJakarta.com/Muslimin Trisyuliono)

Stefanus (25) telah memperkenalkan Laura (41) ke keluarga besarnya sejak keduanya baru satu bulan resmi berpacaran.

Saat itu, Stefanus membawa Laura ke rumah pamannya yakni Angkoeh ketika sang paman sedang berulang tahun.

"Dia kan pacaran bulan Agustus. Nah pas saya ulang tahun bulan September, mereka berdua datang kasih kue ke saya. Itu pertama kali saya ketemu Laura," ujar Stefanus saat ditemui di rumahnya, Jalan Jembatan Hitam, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, Senin (7/5/2018).

Beberapa bulan setelah memperkenalkan Laura kepadanya, kemudian Stefanus kembali menghubunginya untuk meminta izin menikah dengan Laura.

Namun, saat itu Angkoeh tidak diberitahu kapan pernikahan tersebut akan dilakukan.

"Dia hubungin saya minta izin buat nikah. Tapi untuk waktu sama tempatnya saya belum dikasih tahu," kata Angkoeh.

Angkoeh mengaku baru mengetahui kalau keduanya akan menikah pada Agustus 2018 dari postingan di akun facebook Stefanus.

"Saya tahunya itu dari facebooknya dia. Sedangkan kalau keduanya sudah prewedding juga saya tahunya setelah kejadian ini," kata Angkoeh.

Telah diberitakan sebelumnya, Laura (41) telah dibunuh secara sadis oleh calon suaminya, Stevanus (25), warga Kampung Janis nomor 11, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Laura menghembuskan nafas terakhirnya setelah menerima empat tusukan ditubuhnya oleh Stevanus, usai melakukan sesi foto prawedding.

Diduga karena cekcok masalah biaya pernikahan, Stevanus tega menikam dan membakar kekasihnya meski usia mereka terpaut jauh. (TribunJakarta.com/Warta Kota)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved