Insiden Kartu Kuning Jokowi Terulang, 2 Mahasiswa Diamankan, Siapa Sangka Ini Tuntutan Mereka
Dua mahasiswa yang mengaku anggota BEM Universitas Riau berdiri sambil menunjuk ke arah Presiden Jokowi.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Rr Dewi Kartika H
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM, PEKANBARU - Masih ingatkah Anda dengan insiden kartu kuning Jokowi?
Insiden tersebut terjadi saat Jokowi usai memberikan pidato di acara Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia di Balairung UI, Depok, Jumat (2/1/2018).
Kejadian serupa rupanya terulang kembali, di Pekanbaru, Riau, Rabu (9/5/2018).
Dua mahasiswa yang mengaku anggota BEM Universitas Riau berdiri sambil menunjuk ke arah Presiden Jokowi yang kala itu tengah berpidato di Mesjid Agung Annur.
Baca: Mencekam! Ini Foto dan Video Napi Terorisme Nyerah di Mako Brimob, Perhatikan Benda yang Dipegang
Keduanya mengacukan dua lembar kertas ke arah Jokowi.
Kertas tersebut berisi tuntunannya pada Jokowi selaku pemimpin bangsa.
Paspampres langsung mengamakan keduanya.
Lalu sebenarnya apakah tuntutan dari kedua mahasis itu? Mati Kita simak!
TONTON JUGA
Dua Mahasiswa penyusup masuk dalam acara Hari Lahir Nahdatul Ulama di komplek Mesjid Agung Annur Pekanbaru Rabu (9/5/2018).
Dua mahasiswa itu berdiri saat Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pidatonya.
Dengan mengenakan baju kaos bertuliskan Hidup di Riau Tidak Semanis Janji Jokowi.
Begitu juga dalam selembar kertas yang dipajang kepada Presiden berisikan protes terhadap Presiden.
Baca: Dikabarkan Jadi Istri Ke Dua Seorang Habib, Kartika Putri Beri Pernyataan Tak Terduga Ya Amin
Melihat aksi dua mahasiswa ini, Paspampres langsung mengamankan dua mahasiswa.
Namun keduanya terus berteriak mengatakan Presiden tidak Tepati janji kepada masyarakat.
Presiden Joko Widodo yang saat Berpidato langsung meminta Paspampres untuk tidak menertibkan.
"Biar saja nanti ketemu sama saya, "ujar Jokowi.
Kedua Mahasiswa tersebut merupakan anggota BEM Universitas Riau yakni Presiden Mahasiswa Randi dan Mensospol BEM UR Muhammad Hafiz.
Meski sebentar mahasiswa tersebut akhirnya ditemui oleh Presiden Jokowi.
Dikutip TribunJakarta.com dari TribunPekanbaru.com Randi mengungkapkan, ia dan dua orang teman lainnya masing-masing bernama Hafiz dan Alqudri yang turut diamankan, diberi kesempatan bertemu Presiden Jokowi.

Baca: Kerusuhan Mako Brimob Begini Kisah Polisi yang Gugur, Istri Melahirkan hingga Beri Pesan Terakhir
Meski waktunya sangat singkat, yakni hanya sekitar 5 menit saja.
Saat bertemu Presiden Jokowi, mereka menyampaikan uneg-uneg dan aspirasi mereka.
"Beliau pengen tahu, kira-kira apa tujuan kami melakukan aksi tersebut. Dan beliau bertanya apa keinginan yang ingin kami sampaikan," ucap dia saat ditemui di Mapolresta Pekanbaru usai dimintai keterangan, Rabu malam (9/5/2018).
Saat itu, Randi dan teman-temannya menyampaikan setidaknya tiga aspirasi.
Diantaranya soal Migas untuk kesejahteraan rakyat, tentang mahalnya harga Pertalite di Riau, dan janji Jokowi untuk mewujudkan 10 juta lapangan pekerjaan.
Tapi dia menyayangkan, jawaban yang diberikan Presiden Jokowi atas penyampaian aspirasi tersebut masih sebatas jawaban normatif, tidak jawaban konkrit.
Selesai menenui Presiden Jokowi, ketiga mahasiswa itu di tahan di Mapolresta Pekanbaru.
Setelah lebih kurang lima jam dimintai keterangan di Mapolresta Pekanbaru, usai sebelumnya diamankan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) tiga orang mahasiswa UR akhirnya diperbolehkan pulang, Rabu (9/5/2018) malam.