Hubungan Soeharto-Habibie: Dulu Dekat, Tolak Bertemu Sejak Lengser dan Percakapan Pendek di Telepon

"Terakhir saya berbicara dengan Pak Harto lewat telpon, ya tanggal 9 Juni 1998, satu hari setelah beliau ulang tahun," kenang Habibie.

Penulis: Erik Sinaga | Editor: Erik Sinaga
Presiden Soeharto saat mengumumkan pengunduran diri di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998. (WIkimedia/Creative Commons) 

Namun, Habibie menolak tawaran tersebut. Dia memilih setia menjadi Warga Negara Indonesia. "Sekalipun menjadi warga negara Jerman, kalau suatu saat tanah air memanggil, maka Paspor Jerman akan saya robek dan saya akan kembali ke tanah air,"kata Habibie dalam buku, 'Habibie dan Ainun'.

2. Jelang Lengser, Soeharto Menolak Ditemui Habibie

Presiden Soeharto memberikan keterangan pers seusai pertemuan dengan para ulama, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan ABRI, di Istana Merdeka, Jakarta, 19 Mei 1998, dua hari sebelum mengundurkan diri menjadi presiden.((ARSIP FOTO) KOMPAS / JB SURATNO)
Presiden Soeharto memberikan keterangan pers seusai pertemuan dengan para ulama, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan ABRI, di Istana Merdeka, Jakarta, 19 Mei 1998, dua hari sebelum mengundurkan diri menjadi presiden.((ARSIP FOTO) KOMPAS / JB SURATNO) ()

Tahun 1998, keadaan Indonesia semakin genting. Mahasiswa terus menyerukan reformasi dan menuntut Soeharto turun.

Sebenarnya saat itu, Soeharto tidak berencana mundur. Dia sudah menyuapkan rencana termasuk membentuk kabinet. Namun, langkah Soeharto goyah karena beberapa orang dekatnya justru menyarankan Sang Jenderal menyerahkan mandat.

Ketidaktahuan Habibie mengenai rencana mundur Soeharto tertulis dalam Detik-Detik Menentukan yang ditulis oleh Habibie.

Baca: Jadi Keluarga Kerajaan Inggris, Meghan Tak Boleh Ucapkan Toilet dan Pardon, Ini Daftarnya

Sebelum kabar tersebut dia peroleh, Soeharto telah menyusun nama- nama menteri di Kabinet Reformasi dan menyusun beberapa agenda pertemuan dengan parlemen.

"Menurut rencana pada Kamis, 21 Mei 1998, Presiden dengan didampingi Wakil Presiden akan mengumumkan susunan kabinet, dan Jumatnya para anggota kabinet akan dilantik oleh Presiden Soeharto," ucap Habibie.

Namun, kabinet tersebut tidak pernah jadi karena besoknya, Soeharto mundur dan menyerahkan kekuasaan. Habibie bahkan mengaku tidak tahu alasan Soeharto mundur. Dia juga tidak mendapat penjelasan dari Soeharto.

Karena kaget, sebelum dilantik, Habibie mengunjungi Soeharto di kediamannya di Cendana. Namun, permintaan bertemu itu ditolak mentah-mentah.

"Saya sangat terkejut dan meminta agar dapat bicara dengan Pak Harto. Tapi, permintaan itu tidak dapat dikabulkan," ucap Habibie.

3. Setelah Dilantik Jadi Presiden, Soeharto Tetap Menolak Bertemu

Hingga Habibie dilantik sebagai presiden, Soeharto tetap tidak mau bertemu.

Dalam buku Pak Harto The Untold Stories, mantan Kepala Protokol Istana zaman Soeharto, Maftuh Basyuni, membeberkan kisah tersebut. Maftuh kala itu menjadi penyampai pesan dari Habibie di Istana ke Soeharto di Cendana, Jakarta Pusat.

"Sejak Pak Harto berhenti, beberapa kali saya datang ke Cendana untuk menyampaikan permintaan BJ Habibie yang ingin bertemu dengan Pak Harto," ucap mantan Menteri Agama di era Presiden SBY itu.

Baca: Ini Video dan Foto-foto Kengerian Kecelakaan Maut di Brebes yang Renggut 11 Nyawa

Saat ulang tahun Soeharto ke-77, tepatnya 8 Juni 1998, Habibie yang datang dengan membawa bunga dan kartu ucapan selamat, lagi-lagi ditolak Soeharto.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved