Deretan Fakta Bocah Alif, Sahur Nasi dengan Garam: Orangtua Wafat dan Cerita Sedih Sang Nenek

Disitu ia menulis bahwa Alif hanya melaksanakan sahur dengan nasi dan garam, serta buka puasa hanya dengan air putih.

TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Alif, bocah yatim piatu enam tahun yang sahur dan berbuka dengan nasi dan garam saat ditemui di gubuknya di Karawaci, Tangerang, Minggu (27/5/2018). Selama ini neneknya yang membesarkan Alif sejak ditinggal ibu bapaknya yang meninggal karena kecelakaan. TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA 

"Namanya amanah harus disampaikan, setiap ada titipan yang sudah saya kasih pasti langsung saya foto, buat jadi bukti bahwa kiriman teman saya benar-benar sudah diterima Alif dan keluarganya," tutur Eka.

3. Donasi untuk Bocah Alif

Tika (kerudung hitam) bersama teman-temannya memberikan bantuan kepada Alif Hidayat, bocah enam tahun yatim piatu yang tinggal di gubuk reyot bersama neneknya, Heni, di Karawaci, Tangerang, Minggu (27/5/2018). Alif sahur hanya dengan nasi dan garam karena saking sulitnya perekonomian neneknya. TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
Tika (kerudung hitam) bersama teman-temannya memberikan bantuan kepada Alif Hidayat, bocah enam tahun yatim piatu yang tinggal di gubuk reyot bersama neneknya, Heni, di Karawaci, Tangerang, Minggu (27/5/2018). Alif sahur hanya dengan nasi dan garam karena saking sulitnya perekonomian neneknya. TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)

Sumbangan berupa dana, pakaian, dan makanan untuk Alif (6) mulai berdatangan dari masyarakat.

Sebelumnya diberitakan, Alif viral di sosial media setelah diposting oleh warganet di instagram bernama @tikalestariparmana.

Dalam postingan tersebut, diketahui Alif adalah seorang anak yatim piatu yang mengalami kesulitan ekonomi, bahkan untuk makan sahur ia hanya memakan nasi dan garam.

Ditemui ketika memberikan bantuan hasil donasi tersebut, Tika menuturkan awal pertemuannya dengan Alif.

Kamis 24 Mei 2018, Tika bertemu dengan Alif dan neneknya bernama Heni di dalam kereta commuter line yang menuju Depok.

Ketika itu dirinya hendak pergi berkuliah di kawasan Depok, sementara Heni dan Alif menuju stasiun Depok untuk bertemu dengan seseorang.

"Nenek Alif menceritakan kehidupannya kepada saya, ia bercerita tinggal di gubuk kayu bersama Alif di daerah Karawaci, Tangerang," ucap Tika di kediaman Alif, Karawaci, Tangerang, Minggu (27/5/2018).

Kemudian Tika berkunjung ke kediaman Alif, didapatinya sebuah gubuk kayu reyot, di pinggiran sungai Cisadane.

Ketika itu hati kecilnya tersentuh, dan bertekad untuk merubah hidup Alif dan neneknya.

Puncaknya, ia bersama teman-teman di lingkungan rumahnya, mencoba menggalang dana pada Sabtu 26 Mei 2018 hingga pukul 17.00 WIB pada Minggu 27 Mei 2018.

Sungguh diluar dugaan, banyaknya simpati dari warganet yang merasa iba, membuat dirinya sempat merasa kesulitan untuk menampung sumbangan untuk Alif.

"Sampai batas akhir donasi dibuka, jumlahnya bahkan mencapai lebih dari Rp 50 juta," ucap Tika.

Tika pun segera membelikan kebutuhan pakaian, bahan pangan, dan juga yang lainnya untuk diserahkan kepada Alif dan neneknya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved