Kasus Terorisme
Temuan Densus 88 di Ruko Terduga Teroris, Buku Karangan Ba'asyir - Aman Abdurraham Ikut Diboyong
barang bukti yang diamankan di antaranya satu busur panah, satu buku At Tauhid karangan Abu Bakar Ba'asyir, satu buku karangan Aman Abdurrahman
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Selama sekira 90 menit Densus 88 Antiteror menggeledah seisi ruko milik Wisnu Dwi Putranto, seorang pedagang dan tukang servis handphone.
Informasi yang didapatkan, barang bukti yang diamankan di antaranya satu busur panah, satu buku At Tauhid karangan Abu Bakar Ba'asyir, satu buku karangan Aman Abdurrahman, satu keping CD, satu laptop, dua HP merk Nokia, dua buku tabungan, satu teleskop, satu senapan angin, dan satu lisan sasaran tembak.
"Barang bukti dan yang bersangkutan sudah dibawa Densus 88 Antiteror untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut," kata Kapolres Probolinggo Kota AKBP Alfian Nurrizal.
Kapolres Alfian Nurrizal menyampaikan proses penangkapan dan penggeledahan rumah Wisnu berlangsung lancar.
Ia mengatakan tidak ada perlawanan dari yang bersangkutan.
Saat digerebek, Wisnu hendak beristirahat. "Yang dikhawatirkan, WS (Wisnu) ini menyimpan bahan peledak. Allhamdulillah setelah kami geledah kurang lebih 1 jam 30 menit, kami tidak menemukan bahan peledak yang berbahaya," terangnya.
Alfian menyampaikan, penangkapan Wisnu ada kaitannya dengan penangkapan terhadap empat orang sehari sebelumnya di Probolinggo.
"Dia (Wisnu) sangat paham tentang elektro. Makanya dia buka konter HP. Nah, di kelompok ini, dia mekanik elektro, semacam ahlinya. Dia yang mengatur untuk urusan itu," urainya.
Namun, ia enggan merinci secara detail apa peran Wisnu dan tergabung dalam kelompok apa.
"Pemeriksaan lebih lanjut ada di Densus 88 dan Mabes Polri. Kami di sini hanya membantu pengamanan saat penangkapan saja," tegasnya.
Tonton juga:
Ia menyadari banyak orang yang tinggal di Probolinggo ditangkap Densus 88 Antiteror belakangam ini. "Tetap tenang, masyarakat bersama Polri. Kami akan selalu mengedepankan situasi kamtibmas aman, lancar dan selalu terkendali," ujarnya.
Perburuan orang orang yang dianggap tergabung dalam jaringan terorisme terus dilakukan oleh Densus 88 Antiteror.
Kali ini sebuah ruko di Kelurahan Pilang Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Rabu (30/5/2018), sekira pukul 23.00 WIB menjadi sasaran.
Kehadiran polisi yang bersenjata lengkap itu membuat warga kota tersebut menjadi gempar.
Baca: Timnas Indonesia U-23 Kalah Tipis dari Thailand Meski Ada Beto dan Riko Simanjuntak
Warga penasaran dan berusaha mendekati lokasi penggerebekan.
Tak pelak polisi langsung memasang garis polisi di radius lebih 100 meter dari lokasi penggerebekan.
Densus menggerebek ruko milik Wisnu Dwi Putranto, seorang pedagang dan tukang servis handphone.
Dia sudah lama tinggal di ruko itu bersama istri dan orangtuanya.
Arif, warga setempat, mengatakan Wisnu sudah lama memiliki konter handphone (HP).
Konter HP tersebut bahkan sangat terkenal karena Wismu bisa memperbaiki kerusakan segala jenis HP.
"Saya juga tidak tahu, kok tiba tiba ramai di sini. Saya lihat ternyata ada banyak polisi, dan setelah saya tanyakan, ternyata dia (Wisnu) yang infonya masuk jaringan teroris. Saya jarang ngobrol dengan dia," katanya.
Tonton juga:
Menurut Arif, selama ini Wisnu dikenal sebagai sosok baik.
Ia juga ramah dalam melayani pelanggan.
Ia bahkan dikenal sebagai orang yang sangat sabar dan sangat telaten dalam menerima jasa perbaikan HP.
"Saya pernah servis HP di sini, setelah saya bawa pulang ternyata rusak lagi. Saya kembalikan, ternyata masih diterima sama dia. Soal urusan pribadi saya tidak tahu menahu. Tapi, jujur saya kaget, kalau ternyata dia (Wisnu) ada kaitannya dengan teroris," ucapnya.
Selama 2x24 jam, Densus menangkap lima orang di Probolinggo yang diduga kuat terlibat dalam jaringan terorisme. Mereka adalah Gatot Sulistio (54), warga Desa Sumberkedawung, Kecamatan Leces, kakak beradik Kamal (52) dan Karibun Subagio (48), warga Desa Wonorejo, Kecamatan Maron.
Ketiganya diamankan pada Selasa malam di rumahnya masing masing.
Baca: Anggota Polres Jambi Terpapar Ideologi Teroris, BIN: Baru Sebatas Simpatisan Radikal
Selanjutnya, Rabu pagi satu terduga teroris diamankan. Dia adalah Bukhori (48) asal Desa Pegalangan Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo.
Pada Rabu malam giliran Wisnu yang ditangkap. Dari lima terduga teroris yang diamankan, masing masing memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda.
Ada yang jual madu, tukang potong rambut, hingga pegawai negeri sipil (PNS) aktif di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemerintah Kabupaten Probolinggo. (tribunnetwork/dit/git/nis/surya/lih)