35 Tahun Jadi Pengacara, Hotman Paris Blak-Blakan Ungkap 'Masuk Fakultas Hukum Karena Buangan'
"Saya tuh masuk ke Fakultas Hukum karena buangan," imbuh Hotman Paris.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok pengacara kondang Hotman Paris Hutapea kerap mencuri perhatian publik lantaran aksi yang ia lakukan.
Ia dikenal kerap mendatangi Kopi Johny dan membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan hukum.
Sepak terjangnya sebagai pengacara pun tidak diragukan lagi.
Pengacara yang selalu tampil nyentrik itu juga dikenal dengan bayarannya yang cukup fantastik.
Dirinya telah berkecimpung di dunia hukum sejak tahun 1982 hingga saat ini.
Karier Hotman sebagai pengacara melejit setelah krisis moneter pada tahun 1998.
Ia menangani banyak perusahaan yang terlilit kasus pailit pada saat itu.
Makanya, Hotman selain dijuluki "Pengacara Rp 30 Miliar", juga dijuluki "Raja Pailit", "Celebrity Lawyers", "The Most Dangerous Lawyer" oleh majalah SWA, dan "Bling-bling Lawyer" oleh sebuah majalah dari Australia.
Baca: Korban Pelecahan Seksual Oknum Guru SD di Depok Alami Trauma
Saban hari, Hotman didatangi sejumlah warga yang ingin mendapatkan bantuan hukum di kedai kopi Kwang Koan atau Kopi Joni di Kelapa Gading, Jakarta Utara, maupun di kantornya Firma Hukum Dr Hotman Paris dan Rekan di Kelapa Gading.
Sebelumnya, dia pernah mendampingi penyanyi Syahrini dalam kasus penipuan oleh First Travel, Inul Daratista, Dedy Corbuzier, Manohara Odelia Pinot, Muhammad Nazaruddin, Johnson Yaptonaga, Prajogo Pangestu, Chandra Asih, Putra Sampurna, Hary Tanoesoedibjo, hingga Prabowo Subianto.
Setiap didatangi klien, Hotman tak pernah membocorkan kepada publik soal tarifnya.

Pada keluarganya, selain Hotman, 2 adik kandungnya serta 6 keponakan kandungnya juga menjadi pengacara.
Hotman mengawali karier sebagai pengacara pada OC Kaligis & Associates Law Firm, lalu Nasution Lubis Hadiputranto Law Firm (1982), Free Hill Hollingdale & Page, Sidney (1987-1998), Kantor Pengacara Internasional Makarim dan Taira S, hingga mendirikan Hotman Paris Hutapea & Partners.
Melansir video YouTube Channel Hotman Paris Show, Ia membeberkan awal mula perjuangannya.
Saat itu Lolita selaku Co-Host acara tersebut meminta Hotman ceritakan perjuangannya.

"Saya tuh masuk ke Fakultas Hukum karena buangan," imbuh Hotman.
Ia mengungkapkan, sejak SMA dirinya yakin yang bakal kaya insiyur dan dokter.
"Cuma saya ini kan dari daerah, tes di ITB gak diterima," paparnya.
Saat itu, padahal dirinya telah mengarungi lautan untuk sampai ke Jakarta.
"Naik kapal laut dari Tapanuli, jam 2 subuh mau diturunin di Tanjung Priok," tukasnya.

Kemudian, Hotman dijemput oleh sang paman pada pukul 08.00 WIB.
Hotman diajak oleh sang paman ke daerah Kebayoran dan memperkenalkan dirinya terhadap gedung Sharinah dan Hotel Indonesia.
"Inilah gedung Sarinah, inilah Hotel Indonesia. Saya tak pernah lupa kata-kata itu karena 25 tahun kemudian, parkirlah Lamborghini dan Ferrarinya Hotman Paris di depan Hotel Indonesia," katanya.
Saat menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Parahyangan, Hotman menyadari dirinya berbakat.
Bahkan, Ia menjadi lulusan terbaik.
Baca: Ini Alasan Pasukan Gurkha, Tentara Paling Ganas yang Amankan Pertemuan Trump-Kim Jong Un
"Saya lulus cuma 3,5 tahun dan saat itu usia saya belum genap 21 tahun," ungkapnya.
Meraih prestasi tersebut membuat Prof Subekti mantan ketua Mahkamah Agung dan Retno Wulan memanggil pria kelahiran 20 Oktober 1959 itu untuk mewakili Fakultas Hukum Universitas Parahyangan bekerja di Bank Indonesia, bekerja tanpa testing.
Namun, siapa sangka bukannya bangga bekerja di Bank Indonesia, Hotman merasakan frustasi.
Hingga dirinya sempat mau bunuh diri dengan minum baygon.
Namun, hal tersebut diurungkannya ketika dirinya mendengar ketawa tukang becak di pinggir jalan.
"Di situlah saya tiba-tiba sadar. Tukang becak aja bisa ketawa-ketawa, apalagi saya pegawai central bank," tuturnya.
Dirinya kemudian berhenti konsumsi baygon dan mulai bangkit kembali.