Pemudik Gratis Kapal Laut Dapat Fasilitas Tempat Tidur Kelas Ekonomi
Ali Musafa (27), satu di antara 1.228 pemudik menganggap, fasilitas tempat tidur yang ada di kapal Dobonsolo ini cukup nyaman.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Kurniawati Hasjanah
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Seluruh peserta mudik gratis dengan kapal laut oleh Kementerian Perhubungan mendapatkan fasilitas tempat tidur kelas ekonomi.
Tempat tidur kelas ekonomi tersebut adalah alas tidur berupa matras yang digelar di palka dan kamar di dalam kapal Dobonsolo milik PT Pelni yang diberangkatkan hari ini ke Pelabuhan Tanjung Mas Semarang.
Masing-masing penumpang mendapatkan satu matras untuk tidur.
Ali Musafa (27), satu di antara 1.228 pemudik menganggap, fasilitas tempat tidur yang ada di kapal Dobonsolo ini cukup nyaman.
Baca: Pria Berusia 63 Tahun Rela Mudik Gunakan Sepeda ke Solo, Begini Kisahnya
Apalagi, dirinya yang membawa serta istri dan buah hatinya yang masih balita bisa mendapatkan tempat yang juga cukup leluasa.
"Fasilitas yang sekarang cukup bagus cukup nyaman ya, apalagi untuk yang bawa balita gini kan lebih luwes lah. Kalau mudik naik kereta atau bus kan kurang pas untuk yang bawa balita," kata Ali, Sabtu (9/6/2018).
Ali beserta istri dan anaknya mendapatkan tempat tidur di palka yang terletak di dek 4 kapal tersebut. Di dek 4 kapal Dobonsolo, terdapat sejumlah rangkaian tempat tidur kayu untuk tempat penumpang menggelar matras.
Penumpang lainnya tidur di bilik-bilik kamar, dan sisanya di selasar di bawah tangga untuk turun naik dari dek satu ke dek lainnya.
Baca: Temukan Anjing Basah Kuyup Hingga Menggigil, Perempuan Ini Banjir Air Mata Saat Sadari Ada Hal Aneh
Ali menjelaskan, dirinya sempat datang lebih awal namun tidak mendapatkan kamar. Menurutnya, kamar baru dibuka saat palka-palka yang ada sudah terisi penuh.
"Kalau tempat yang saya dapat ini sih tergantung kehadiran sih, siapa cepat dia dapat. Soalnya ini fasilitas umum ya. Saya tadi kebetulan datangnya yang pertama, masih sepi tadi. Kalau kamar itu tadi kalau ini semua penuh baru dibuka. Jadi tadinya ya belum boleh dipakai, nunggu ini penuh dulu baru boleh dipake," kata dia.
Ivan (21), penumpang lainnya yang tidak mendapatkan kamar, terpaksa menggelar matrasnya di selasar bawah tangga.
Dirinya mengatakan, kemungkinan dirinya telat mengambil tempat di palka dan di kamar. Lantaran hal tersebut, Ivan terpaksa menggelar matrasnya di selasar bawah tangga.
"Kemungkinan sih karena telat, tapi ada yang bilang katanya jam 12 harus sudah standby, tapi kurang tahu juga, dapatnya di sini deh. Tadi kasurnya kita ngambil lagi ada di belakang. Ngambil dulu baru digelar," ujar dia.
Menanggapi hal tersebut, Lollan Panjaitan selaku Pelaksana Tugas Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok mengatakan, jika kapasitas palka sudah penuh, penumpang memang dapat menempati kamar yang juga masuk dalam kelas ekonomi.