Menginap di Dermaga Tepi Danau Toba, Maria Berdoa Panggil Roh Suaminya
"Ini namanya Mangelek. Seperti memanggil roh agar jasad suami saya timbul ke permukaan," ujarnya dengan mata sembab.
Alat tersebut dipasang di unit kapal kayu, yang tergabung di dalam Tim SAR Gabungan. Multibeam Echosounder merupakan alat yang dapat mendeteksi benda yang berada hingga kedalaman 500 meter. Sedangkan Side Scan Sonar untuk mendeteksi kedalaman air.

Namun, dua alat tersebut tak dapat mendeteksi posisi bangkai kapal. Danlantamal I Belawan Laksamada Pertama TNI Ali Triswanto mengaku, alat tersebut tak mampu mendeteksi hingga kedalaman 600 meter.
Ia mengatakan, gelombang sensor akustik di dalam alat tersebut tak mampu menampilkan kontur dasar danau.
"Kita tadi sampai kedalaman 600 meter. Gelombang sensor akustik kita ternyata sudah tidak mampu menampilkan kontur dasar danau. Karena, kedalamannya melebihi 600 meter," katanya usai turun dari kapal.
Sebelumnya juga, Tim Gabungan Pencarian Korban telah menurunkan 10 penyelam andal dari Jakarta.
Pada pencarian hari pertama hingga keempat, tim Basarnas melakukan pencarian menggunakan penyelam hingga 30 meter lebih, dan menggunakan Remote Observasi Vehicle (ROV), yang bisa menjangkau hingga kedalaman 350 meter.
Dalam konferensi pers, Kepala Basarnas mengatakan, pencarian korban dengan titik koordinat yang diduga tempat tenggelamnya KM Sinar Bangun, ternyata melebihi batas jarak yang diperkirakan.
Menurutnya, korbam belum bisa ditemukan, karena kedalaman Danau Toba melebihi 300 meter. Di peta kedalaman air mencapai 500-550 meter, sehingga harus dibantu TNI AL dan bantuan alat Multibeam Side Scan Sonar. Namun, alat tidak mampu mendeteksi posisi bangkai kapal.
"Artinya kedalaman Danau Toba melebihi 600 meter. Jadi, besok kita akan datangkan alat yang lebih besar milik Basarnas dari Pekanbaru. Kita akan berusaha mendatangkan alat tersebut. Karena alat itu bisa mendteksi hingga 2.000 meter," kata Syaugi.

Dirinya menambahkan, alat sejenis Multibeam Side Scan Sonar dengan jangkauan kedalaman 2.000 meter tersebut akan digunakan untuk bisa menyisir semua daerah yang diperkirakan titik koordinat kapal tenggelam.
"Sekarang ini belum bisa dipastikan titik pasti koordinat kapal di mana. Tapi, perkiraan sudah diseser," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan Medan Budiawan mengatakan, pencarian korban hilang KM Sinar Bangun di permukaan Danau Toba akan diperluas hingga 10 kilometer-20 kilometer.
''Kenapa itu dilakukan, karena korban-korban yang mungkin timbul ke permukaan akan terhampar ke bibir danau. Karena itu, Tim SAR akan mencari hingga bagian kiri dan kanan bibir danau," kata Budiawan, Jumat.
Budiawan menjelaskan, tim yang melakukan penyelaman akan menggunakan alat Scan Sonar dan Multibeam Side Scan Sonar, yang didatangkan dari Disposal Mabes TNI AL di Jakarta, bersama tim pasukan khusus Detasemen Jalamangkara (Denjaka), Batalyon Intai Amfibi (Taifib), dan Komando Pasukan Katak (Kopaska).
"Mereka akan bersama-sama melakukan pencarian di mana titik tenggelamnya KM Sinar Bangun," ucap Budiawan. Ia menambahkan, titik pencarian korban KM Sinar Bangun pada hari kelima berbeda dengan titik koordinat pencarian sebelumnya. Basarnas sudah berkoordinasi dengan nakhoda KMP Sumut II, yang ada di lokasi saat kejadian.