Adu Mulut dengan Rocky Gerung Soal Ambang Batas Capres, Adian Napitupulu: Perbanyak Piknik Dulu

Mendengar pernyataan seperti itu, Rocky Gerung menyatakan, dalilnya adalah seolah-olah open legal policy padahal itu prinsip.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Wahyu Aji
YouTube
Rocky Gerung - Adian Napitupulu 

"Yang fundamental apa? Jangan lompat dulu, tentang ambang batas presiden itu bukan 51 persen. Itu persoalan keterpilihan. Ambang batasnya 20 dan 25 persen. Itu dibuka dua ruang kemungkinan," papar Adian.

Menurutnya, hal tersebut mengartikan ruang kebebasan sudah ada di undang-undang.

Adian melanjutkan, kalau ada yang mengingikan kebebasan lebih sehingga pencalonan bisa tak terbatas, hal tersebut tak mungkin karena harus ada aturan yang membatasinya.

Mendengar pernyataan seperti itu, Rocky Gerung menyatakan, dalilnya adalah seolah-olah open legal policy padahal itu prinsip.

"Prinsip itu tak bisa diatur secara detail kecuali diperintahkan oleh prinsip. Prinsipnya gak perintahkan apa-apa. Tak ada dasarnya jalan pemikiran itu," beber Rocky.

Tak hanya itu, Rocky tampak memberikan sebuah contoh gambaran mengenai penjelasannya agar lebih mudah dimengerti.

Terawang Billy Syahputra dan Hilda Vitria Bakal Tersandung Masalah, Begini Penjelasan Mbah Mijan

"Misalnya begini, yang terpilih nanti di DPR itu partai baru yang tak pernah ikut pemilu 2014. Partainya Adian hilang di 2019 tapi dia yang menentukan presiden. Itu sama seperti kita naik gunung terus dokter minta Rontgen bahwa anda sehat. Saya bawa rontgen 2014 padahal saya mau naik gunung 2019. Dokter bilang anda gila apa, mau cari mati," beber Rocky.

Menurut Rocky, prinsip dasarnya adalah perintah Undang-undang Dasar, 50 plus 1 persen.

"Dia dilantik karena mendapat 50 plus 1, jadi jangan dihambat dalam pencalonan," beber Rocky.

Adian mengatakan, penolakan aturan itu harusnya ada sejak lama karena ambang batas pencalonan bukan isu pertama kalinya muncul.

"Ambang batas ini bukan yang pertama, di 2009 dan sebelumnya sudah ada. Yang membedakan itu apa, karena sekarang pemilihan legislatif dan pilpres bersamaan. Kalau berangkat dari argumen tadi, seharusnya penolakan sudah ada sejak lama. 2 periode itu kan gak ada penolakan seperti sekarang dan kenapa sekarang baru muncul," jelas Adian.

"Kalau logikanya tadi pakai rontgen 2014 untuk menilai sehat, tiketnya sudah sobek 2014. Sekarang mau pertandingan baru, masa pake tiket yang sudah disobek?," tanya Najwa.

Adian mengatakan, hal tersebut bergantung pada pandangan kita tentang tiket.

"Kalo di Ancol, ada tiket terusan. Kenapa? Karena sebenarnya ini situasi yang tak biasa, pilpres dan pileg yang bersamaan," beber Adrian.

Belanja Banyak Mainan di Singapura, Rafathar Pilih Oleh-oleh Minion Khusus Buat Gempi

Menanggapi hal itu, Rocky Gerung tampak menanggapinya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved