Ada Sejak 1970, Paguyuban Pedagang Sepatu di Kawasan Koja Masih Eksis Hingga Sekarang
"Awalnya 1970-an pada jual di dalam gang sana, terus ada pembongkaran. Nah pas 2001 baru deh pada pindah ke sini," Kata Rodin Minggu (8/7/2018).
Penulis: Rafdi Ghufran Bustomi | Editor: Erik Sinaga
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Rafdi Ghufran
TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Jika ada di antara kalian yang hendak membeli sepatu baru atau sekedar memperbaiki sepatu lama yang rusak, tidak ada salahnya mampir ke Jalan Fort Timur, Koja, Jakarta Utara.
Pasalnya di tepian jalan tersebut terdapat lebih dari dua puluh pedagang sepatu sekaligus tukang sol yang siap memperbaiki alas kaki berbagai jenis.
Satu di antara pedagang sepatu di kawasan tersebut adalah Rodin (38) yang telah berjualan sejak tahun 2014 silam.
Meski pun baru, Radin mampu memaparkan sejarah dari paguyuban penjual sepatu yang ada di lokasi itu, dia mengatakan perkumpulan tersebut ada semenjak tahun 1970-an.
Awalnya para pedagang sepatu berjualan di dalam Jalan Fort Timur, namun karena adanya pembongkaran, sejak tahun 2001 mereka pun harus berjualan di tepi Jalan Yos Sudarso.
"Awalnya 1970-an pada jual di dalam gang sana, terus ada pembongkaran. Nah pas 2001 baru deh pada pindah ke sini," Kata Rodin Minggu (8/7/2018).
Rodin pun mengatakan dirinya khusus menjual dan membeli sepatu bekas atau baru, selain itu dia juga menyediakan jasa memperbaiki sepatu.
Sepatu yang dijualnya pun memiliki harga bervariatif, mulai dari yang paling murah Rp 50 ribu per pasang, hingga termahal jutaan rupiah.
Kalo saya sih khusus jual beli sepatu bekas atau baru, buat sol sepatu juga bisa. Paling murah masih harga Rp 50 ribu, yang sampe jutaan juga ada kalo misalnya sepatu luar negeri," ujarnya kepada TribunJakarta.com.
Rodin menambahkan, walau pun puluhan pedagang sepatu berkumpul di satu titik, persaingan si antara mereka tidak terjadi sedikit pun.
Karena memegang prinsip kekeluargaan, para pedagang lebih memilih saling menutupi ketimbang bersaing satu sama lain.
"Kalo persaingan sih disini ga ada, kekeluargaan aja, saling menutupi, kan rezeki udah ada yang ngatur," imbuhnya.