Nama Tenar Jadi Caleg Lewat PDIP: Vokalis Radja, Krisdayanti, Johan Budi Sampai Pendiri PKS
Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto membenarkan nama Johan Budi menjadi caleg dari PDI-P yang akan didaftarkan ke KPU pada Selasa (17/7/2018) siang ini.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sejumlah nama tokoh dan penyanyi mencalonkan diri sebagai anggota legislatif lewat PDI Perjuangan pada pemilu 2019.
PDI Perjuangan menjadi partai kelima yang mendaftarkan calegnya ke KPU RI, Jakarta Pusat pada Selasa (17/7/2018).
• Melawan Petugas, 2 Pelaku Begal Dihadiahi Timah Panas
Usai pendaftaran, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyebutkan beberapa nama tenar termasuk penyanyi yang mendaftar sebagai caleg DPR RI melalui partai berlambang banteng itu.
TribunJakarta.com merangkum sejumlah fakta saat PDI Perjuangan mendaftarkan caleg ke KPU
1. Deretan Penyanyi

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan sejumlah penyanyi yang menjadi calon legislatif.
“Ada Ian Kasela, vokalis band Radja dari daerah pemilihan (Dapil) Kalimantan Selatan, juga Krisdayanti dari dapil Malang Raya,” ucap Hasto.
• Melawan Petugas, 2 Pelaku Begal Dihadiahi Timah Panas
Sementara itu ada beberapa penyanyi tembang lawas yang ikut meramaikan pencalegan dari PDI Perjuangan antara lain Jeffry Waworuntu dari dapil Maluku dan Lita Zein vokalis Elfa’s Singer.
• Polisi Berhasil Tangkap 5 Begal Motor, Seorang Pelaku Masih Dibawah Umur
Ada juga Sari Yok Koeswoyo atau Herning Hapsari dan Chicha Koeswoyo.
“Itu bentuk apresiasi kami kepada Koes Plus yang dulu dijuluki The Beattles-nya Indonesia,” ungkap Hasto.
2. Jubir Presiden Johan Budi Daftar Caleg

Juru Bicara Presiden Johan Budi mencalonkan diri sebagai Anggota DPR RI pada pemilu legislatif 2019.
Ia maju dari PDI Perjuangan untuk daerah pemilihan Jawa Timur VII yang meliputi Ngawi, Magetan, Ponorogo , Pacitan dan Trenggalek.
Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto membenarkan nama Johan Budi menjadi caleg dari PDI-P yang akan didaftarkan ke KPU pada Selasa (17/7/2018) siang ini.
"Betul," kata Hasto kepada Kompas.com, Selasa (17/7/2018).
"Untuk cerita lengkapnya nanti akan saya sampaikan saat di KPU," tambahnya.
Johan sebelumnya bukan kader PDI-P.
Namanya dikenal publik sejak ia menjadi Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
3. Restu Jokowi

Majunya Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi, telah mendapatkan restu dari Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, Johan Budi telah meminta izin kepada Presiden dan telah direstui, mengingat adanya kebutuhan partai politik untuk memajukan tokohnya untuk menjadi anggota legislatif.
"Kenapa presiden mengizinkan, karena memang kebutuhan oleh partai, maupun Pak Johan Budi sendiri," ujar Pramono di kantornya, Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Menurut Pramono, Johan Budi dimajukan oleh PDIP bertarung di daerah pemilihan VII Jawa Timur dan keputusan ini merupakan tawaran dari PDIP.
"Pak Johan ini terus terang bukan yang mengajukan, tetapi ini ada tawaran dan Pak Johan mau," ucap Pramono.
Setelah didaftarkannya menjadi caleg, kata Pramono, hak yang didapatkan Johan sama dengan menteri yaitu dibolehkan mengajukan izin saat berkampanye nanti di daerah pemilihannya.
"Hanya diizinkan hari Sabtu-Minggu untuk sosialisasi, nanti statusnya sama dengan menteri, tidak ada perbedaan, karena dalam aturan undang-undangnya seperti itu," kata Pramono.
4. Reaksi Jusuf Kalla

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku baru mengetahui bahwa juru bicara presiden Johan Budi akan maju menjadi calon legislatif pada pileg 2019.
Ia yang ditemui di kantor wakil presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat ini, tampak kaget saat awak media menanyai hal tersebut.
"Partai apa," tanya JK kepada para awak media, Selasa (17/7/2018).
Mengetahui Johan Budi akan maju menjadi calon legislatif dari Partai PDI-P, JK tak meneruskan komentarnya.
Namun bagi Jusuf Kalla, semua warga negara memiliki hak untuk dipilih maupun memilih.
"Itu hak masing-masing, semua warga negara berhak dipilih dan memilih," ujar Kalla.
Nama Johan Budi mulai dikenal publik, saat dirinya ditunjuk Jokowi menjadi juru bicara KPK tahun 2015 silam.
Ia diketahui bukanlah kader PDI-P.
Kebenaran Johan Budi menjadi caleg diketahui dari Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.
Johan mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI untuk daerah pemilihan Jawa Timur VII yang meliputi Ngawi, Magetan, Ponorogo , Pacitan dan Trenggalek.
5. Pendiri PKS Jadi Caleg PDI Perjuangan

Salah seorang pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Yusuf Supendi juga resmi didaftarkan sebagai bakal calon anggota legislatif untuk DPR RI dari PDIP.
Kepastian ini disampaikan oleh Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP, Eva Kusuma Sundari saat dikonfirmasi Tribun, Selasa (17/7/2018).
Menurut Eva, ada beberapa nama lain yang dicalonkan oleh partainya sebagai wakil rakyat.
Di antaranya, artis Krisdayanti dan aktivis Serikat Petani Pasundan, Yudi.
"Untuk Johan Budi kemungkinan akan maju di Jawa Timur bersama Krisdayanti. Kemudian Yusuf Supendi (pendiri PKS) dan Yudi dari Serikat Petani Pasundan akan maju melalui dapil Jawa Barat. Semua caleg yang didaftarkan, kemarin ikut pembekalan," kata Eva.
6. Wasekjen Hanura Pindah ke NasDem

Sejumlah Politisi pindah kendaraan partai di Pemilihan Legislatif 2019.
Salah satunya yakni mantan Wakil Sekretaris Jenderal Hanura Dadang Rusdiana yang kini berlabung ke Partai NasDem.
Dadang mengatakan salah stau alasannya pindah ke NasDem adalah adanya konflik kepengurusan partai Hanura antara kubu Oesman Sapta Odang ( OSO) dan kubu Sarifuddin Sudding.
Menurutnya konflik tersebut secara hukum dimenangkan oleh kubu Sudding namun tidak di eksekusi oleh Kemenkumham.
"Kemudian itu tidak dieksekusi oleh Kemenkumham, itu kan menjadi konflik," kata Dadang di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, (17/7/2018).
Menurutnya konflik kepengurusan yang terjadi tersebut membuat tidak nyaman para politisi di dalamnya.
Konflik tersebut juga sangat tidak baik bagi partai. Oleh karena itu ia memilih pindah kendaraan partai ke NasDem
"Kita lebih baik hijrah, daripada kita terus-menerus berada pada pusaran konflik," katanya.
Terkait kemungkinannya untuk menang menurut Dadang, hal tersebut tergantung strategi saat kampanye Pileg.
Namun yang pasti menurut Dadang, ia pindah ke NasDem, karena tidak dipungut mahar politik untuk mencalonkan diri sebagai anggota Legislatif.
"Kalau menang atau tidak kan tergantung kitanya, kita elektabilitasnya kuat atau engga tapi kan artinya kita sudah ga berpikir mahar segala macem, kita nyaman aja," katanya. (Tribunnews.com/Kompas.com)