Gempa Lombok: Korban Meninggal 15 Orang, Paling Banyak dari Lombok Timur
Jumlah korban gempa Lombok sampai Senin (30/7/2018) mencapai 15 orang, dan terbanyak dari Lombok Timur mencapai 11 orang.
Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Jumlah korban gempa Lombok sampai Senin (30/7/2018) mencapai 15 orang, dan terbanyak dari Lombok Timur mencapai 11 orang.
"Pagi ini secara resmi dilaporkan ada 15 orang meninggal dunia. Paling banyak dari Lombok Timur 11 orang meninggal dunia," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB saat wawancara dengan radio Elshinta pada Senin (30/7/2018).
Menurut Sutopo, sedangkan korban luka-luka akibat gempa Lombok mencapai 197 orang dan paling banyak dari warga Lombok Timur.
Sementara itu petugas masih mendata rumah-rumah dan bangunan lain yang rusak dan yang sudah terdata lebih dari 1000 rumah.
Selain mendata kerusakan banguna, petugas juga mendata jumlah pengungsi karena masih banyak dari mereka masih trauma dan enggan untuk kembali ke rumahnya.
Dikatakan Sutopo, Bupati Lombok Timur telah mengeluarkan status tanggap darurat terkait gempa Lombok terhitung dari 29 Juli sampai 2 Agustus 2018.
Kepala BNPB telah berkoordinasi dengan Gubernur NTB, Bupati Lombok Timur dan Bupati Lombok Utara dengan instansi lainnya terkait penanganan warga korban terdampak gempa Lombok.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatalogi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, dalam telekonferensi video dari Stasiun Geofisika Mataram ke kantor BMKG Pusat, Minggu (27/7/2018), mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada akan gempa susulan.
"Sehubungan dengan masih adanya gempa-gempa susulan, masyarakat dihimbau supaya tidak menempati bangunan-bangunan yang kondisinya rusak akibat gempa utama," kata Dwikorita.
"Hindari daerah tebing curam karena berpotensi terjadinya longsoran jika terjadi hujan dan terjadi gempabumi susulan, carilah tanah lapang sebagai tempat berlindung sementara," lanjut Dwikorita.
Ia juga menghimbau masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD, serta informasi dari BMKG.
"Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab, waspada terhadap berita hoax yang menyesatkan dan meresahkan," sambung dia.
"Maka mohon selalu mengakses info BMKG melalui website: www.bmkg.gomid dan aplikasi mobile yang dapat diperoleh dari playstore dengan menginstal info BMKG," ungkap Dwikorita.
Berdasarkan informasi terakhir yang disampaikan oleh Kepala BMKG, telah tercatat 203 kali gempabumi susulan pada Minggu (29/7/2018) sampai pukul 21.20 WIB.