Pilpres 2019

Pasangan Capres-cawapres Rekomendasi Ijtima Ulama Tak Wakili Ormas Islam

Rekomendasi ijtima ulama yang mengeluarkan dua opsi untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden bukan keputusan resmi sejumlah ormas Islam.

Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
Twitter @Gerindra
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya, Jalan Kertanegara, Kebayoran, Jakarta, Senin (30/7/2018) 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Rekomendasi ijtima ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Ulama yang mengeluarkan dua opsi untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden bukan keputusan resmi sejumlah ormas Islam.

Hal tersebut disampaikan Ketua Dakwah Khusus PP Muhammadiyah, Muhammad Ziyad, dalam diskusi bertajuk, "Pilpres, Ijtima Ulama, dan Kepemimpinan Islam" di Sekretariat SAMAWI, Jalan Yusuf Adiwinata, Menteng, Jakarta, Minggu (5/8/2018).

"Ijtima ini (rekomendasi capres-cawapres) dilakukan bukan melalui ormas besar. Sebab ada dua ormas mainstream di Indonesia yakni NU dan Muhammadiyah, namun tak diajak. Hanya indinvidu-individu saja (dari NU dan Muhammadiyah)," ucap dia. 

Meski demikian, rekomendasi itu, kata dia tetap sah.

Namun tak ada kewajiban untuk mengikuti rekomendasi tersebut.

Sebab, wadah perkumpulan ormas Islam di Indonesia ada di Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Di Indonesia (MUI) ini dalam komisi fatwa. Ini lahir produk keputusan-keputusan hukum," ujar Ziyad.

"Kalau di NU ada Batshul Masail. Kalau di PP Muhammadiyah ada Majelis Tarjih. Kalo di ijtima ulama ini apakah ada undangannya? Saya enggak tahu. Saya tahunya dalam konteks individu," terang Muhammad Ziyad.

Menurut dia, rekomendasi ulama biasanya hanya menyebutkan kriteria-kriteria calon pemimpin dan tidak menyebutkan nama.

Hal tersebut guna menjaga kebersamaan dan persaudaraan umat agar tidak berpolemik. 

Sebab, hampir semua tokoh-tokoh Islam ada disemua partai politik.

"Dalam radar fikih memang tak disalahkan (mengungkapkan nama) tapi kan ulama biasanya gak menyebutkan nama," katanya.

Menurut dia, kriteria yang harus dimiliki seorang pemimpin itu harus memiliki wawasan yang luas, fisik dan kepribadiannya kuat, dapat dipercaya dan, memiliki Integritas yang baik.

Sementara ijtima ulama GNPF-Ulama merekomendasikan dua opsi pasangan capres, yakni Prabowo Subianto-Salim Segaf Al-Jufri dan Prabowo Subianto-Abdul Somad.

Salim Segaf Al-Jufri menjabat sebagai Ketua Majelis Dewan Syuro PKS, sedangkan Abdul Somad adalah seorang ustaz dan pendakwah kondang.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved