Polisi Menduga Pemicu Pembunuh Sopir Taksi di Tangerang karena Tak Mampu Bayar Ongkos
"Ada indikasi mereka melihat di argo harga yang harus dibayar Rp 400 ribu lebih, tidak punya uang untuk bayar sehingga cekcok mulut," katanya.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Dua pelaku E dan D yang menghabisi nyawa Bernhard Indrajaya (57), seorang sopir Taksi Ekspress diketahui sering melakukan tindak kriminal.
Kapolsek Cisoka, AKP Uka Subakti menjelaskan, kedua pelaku yang kini masih buron sudah sering melakukan tindak kriminal sebelumnya.
"Sedang kami telusuri, memang kedua korban juga jadi target operasi (TO) oleh Polsek Lebak karena kasus pencurian. Memang pelaku kriminal dan sering," ujar Uka saat dikonfirmasi TribunJakarta.com, Tangerang, Minggu (5/8/2018).
Diketahui, keduanya merupakan anak punk yang tidak bekerja alias pengangguran.
Menurut Uka, polisi menduga motif pelaku karena keduanya tidak mempungai uang untuk membayar ongkos taksi.
"Ada indikasi mereka melihat di argo harga yang harus dibayar Rp 400 ribu lebih, tidak punya uang untuk bayar sehingga cekcok mulut berujung perkelahian," kata Uka.

Polisi pun menemukan secarik struk bertuliskan nominal pembayaran saat menggeledah mobil Bernhard betipe Wulling bernopol B 1039 PUA itu.
Sebelumnya, Benrhard, pria asal Sukabumi itu ditemukan tidak bernyawa masih berseragam lengkap perusahaan taksi Ekspress di area pesawahan di kampung Cireungit, Desa Pasir Muncang, Kecamatan Jayanti sekira pukul 06.00 WIB.
Sedangkan, pada hari sebelumnya, sekitar empat kilometer dari tempat kejadian, warga menemukan sebuah taksi Ekspress di Desa Cibugel, Cisoka, Kabupaten Tangerang.