Pilpres 2019
Jokowi Pinang Ma'ruf Amin Jadi Cawapres, Ferdinand Hutahaean Sebut Niscaya Akan Dapat Murka
Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menanggapi soal Jokowi yang memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapres.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM - Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean memberikan komentar soal Jokowi pinang KH Ma'ruf Amin menjadi Cawapres.
Dilansir TribunJakarta.com dari akun Twitter @LawanPolitikJKW, Sabtu (11/8/2018), ia mengatakan, seseorang yang hanya didasari rasa ingin berkuasa bahkan tega dan nekat memperalat status keulamaan seseorang.
Tak hanya memperalat, Ferdinand juga menyebutkan, status keulamaan itu di politisasi juga.
Ferdinand menuturkan, niscaya seseorang itu akan dapat hukuman tidak ringan.
"Niscaya akan mendapat murka dan hukuman yang tidak ringan," ungkapnya.
Dalam postingan selanjutnya, Ferdinand tampak menanggapi pernyataan aktivis muda Muhammadiyah Mustofa Nahrawardaya di cuitannya.
Mustofa menuturkan, sikap Sandiaga Uno itu bagus karena mengundurkan diri dari jabatannya sesegera mungkin.
"Mestinya, cawapres lain juga bisa meniru. Jika paham," papar Mustofa.
Menanggapi hal tersebut, Ferdinand memaparkan, aturannya berbeda,
"Sandi memang wajib mundur sesuai aturan saat pendaftaran," terangnya.

• Kembali Bertarung di Pilpres 2019, Ini Perbedaan Harta Kekayaan Jokowi dan Prabowo
Ferdinand lebih lanjut mengutarakan, capres pertahana hanya akan cuti setelah tanggal kampanye dimulai.
Diketahui sebelumnya, Ferdinand sempat menerangkan apabila SBY dan AHY serius untuk memenangkan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Sandiaga Uno.
Ditambahkannya, banyak pihak yang mengatakan jika Partai Demokrat hanya memberi dukungan tanda tangan, namun Ferdinand dengan tegas membantah hal tersebut.
"SBY dan AHY serius menangkan Prabowo. Yg bilang dukungan Demokrat cuma dukungan tanda tangan, saya pastikan itu salah," tulis Ferdinand.
Bukti keseriusannya, Ferdinand mengatakan, SBY akan all out untuk memenangkan pasangan Prabowo-Sandiga.
"Kami akan berada dibarisan depan memenangkan pencalonan ini," cetusnya seperti dikutip dari Tribunnews.

"Jadi kalau ada yang bilang dukungan Demokrat cuma dukungan tanda tangan, itu tidak benar. Kami akan all out!" demikian ia memastikan.
• Jadi Cawapres Prabowo, Begini Sederet Rekam Jejak Sandiaga Uno
Terpisah, Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan juga menegaskan meski gagal menjadi Cawapres, AHY akan tetap patuh pada putusan Partai Demokrat yang mendukung pasangan Prabowo -Sandiaga.
"Setelah tadi ditandatangani, dia (AHY) akan all out untuk putusan partai, tidak apa-apa," ujar Hinca di kantor KPU, Jakarta Pusat, Jumat (10/8/2018).
Hinca juga memastikan bahwa AHY akan masuk dalam tim pemenangan Prabowo-Sandi.
• Jokowi Janji Blok Migas untuk Kemakmuran Rakyat, Ratna Sarumpaet: Janji Seorang Pembohong
Tak hanya itu, Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan mengutarakan, ketidakhadiran SBY mendampingi Prabowo ke KPU karena sudah diwakili para pimpinan Demokrat.
Selain dia, turut hadir ketua Kogasma Pemenangan Pemilu Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY), Ketua Bapilu Demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono, dan Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan.
"Kan sudah diwakili oleh beberapa pengurus, ada Sekjen, Hinca, mas AHY, saya. Beliau sudah meneken dan dibawa oleh mas AHY. Sekarang pak SBY di kuningan," katanya.
Tonton Juga: