Asian Games 2018

Bukan Bergaya, Ini Alasan Atlet Kembar Sepak Takraw Pakai Bandana Motif Sama di Pertandingan

Atlet sepak takraw Putri Indonesia, Lena dan Leni, kerap pakai bandana scarf dengan motif sama di pertandingan.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Erik Sinaga
Kolase TribunJakarta.com/Instagram Leni Twins
Atlet Sepak Takraw Indonesia, Lena dan Leni 

TRIBUNJAKARTA.COM - Atlet kembar sepak takraw Putri Indonesia Lena dan Leni ceritakan alasan dibalik penampilan mereka yang kerap mengenakan bandana di pertandingan.

Lena dan Leni mengatakan alasan tersebut di video yang diposting Kanal YouTube Kemepora RI pada Senin (13/8/2018).

Si kembar ternyata memiliki kebiasaan yang kerap mengenakan bandana dengan motif dan warna yang sama.

Hal itu dilakukan mereka bukan untuk bergaya.

Bandana tersebut dikenakan agar kening mereka tidak lecet.

"Kalau enggak pakai itu (red: bandana) pada lecet dan sakit kepalanya. Di Jambi sempet berdarah (red: kening)," akunya.

Untuk itu, agar menghindari kejadian serupa maka keduanya memutuskan untuk pakai bandana atau scarf tiap kali tanding ataupun latihan.

Selain itu, Lena dan Leni juga menceritakan perjuangan mereka menjadi atlet sepak takraw.

Keduanya menceritakan perjuangan hidup yang telah dilakoni untuk menjadi atlet nasional seperti saat ini.

Lena dan Leni mengaku kenal dengan sepak takraw demi sekolah gratis tanpa biaya.

Total Anggaran Asian Games 2018 Mencapai Rp 7,2 Triliun

Perjuangan Si Kembar Atlet Sepak Takraw Indonesia, Sempat Jadi Buruh Cuci Hingga Mengais Sampah

"Kalau di SMA itu apabila atlet takraw maka sekolahnya gratis. Kebetulan kan pelatih juga tau, ada bakat. Jadi alhamdulillah bisa sampai sekarang," papar keduanya.

Lena dan Leni pertama kali mengenal sepak takraw sekitar tahun 2006.

Setahun kemudian, mereka langsung masuk Pelatnas dan resmi menggaet status atlet nasional.

Dalam kesempatan itu, keduanya mengaku bekerja serabutan sebelum menjadi atlet.

"Bantu-bantu orang aja, saudara untuk cuci piring dan baju," paparnya.

"Kan tetangga ada bos rongsokan, jadi misalnya ada yang enggak laku pasti dibuang di tanggul sungai. Kita cari pas paginya apabila ada sepasang (red: sepatu) kita ambil buat sekolah dan latihan," sambungnya.

Dukung Gelaran Asian Games 2018, Lomba Vlog KSP Berhadiah Kamera Mirrorless dan Kesempatan Magang

Begini Penjelasan Emtek Group Mengenai Diacaknya Siaran Langsung Asian Games 2018

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Lena dan Leni kerap banting tulang seperti bekerja menjadi buruh cuci hingga mengais sampah.

Hal itu semata dilakukannya agar bisa melanjutkan pendidikan.

"Karena pengen melanjutkan sekolah itu kan. Jadi teman-teman pada ikut takraw, lanjut sekolah, enggak bayar. Jadi kita ikutan juga," tuturnya.

Tonton Juga:

Bahkan, mereka mengatakan apabila sepak takraw merupakan hidupnya.

"Sepak takraw is my life," akunya.

"Seneng terus ada prestasinya, kita juga difalitasi dari situ juga. Jadi mau enggak mau kita harus membuktikan juga. Alhamdulillah hobi jadi profesi juga," lanjutnya.

Mereka bahkan mendapatkan pekerjaan dari prestasinya.

Selain itu, keduanya juga telah memberangkatkan ibadah haji untuk orang tua.

"Tahun 2010 pas pertama ikut Asian Games itu, habis itu dapat bonus Porda dan daftarin orang tua. Sekitar 2014 orang tua berangkat tapi kita enggak tau karena lagi di Korea," terangnya.

Simak Videonya:

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved