Tergiur Gelimang Harta, Mantan Pengguna Ini Sempat Jadi Bandar Narkoba
"Kalau sudah pakai tapi enggak jadi pengedar itu enggak lengkap rasanya, kalau tertangkap kan sama saja masuk penjara juga," ucapnya.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Sudah delapan tahun, Ronny Yunus Pulungan (28) terjerat narkotika jenis sabu, selama itu pula ia telah menjalani tiga kali rehabilitasi untuk mengatasi ketergantunganya dengan barang haram tersebut.
Saat ditemui TribunJakarta.com disela acara 'Peningkatan Kompetensi Mantan Klien Rehabilitasi' di Fave Hotel, PGC, Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, ia mengaku mengalami periode tersulit dalam hidupnya di tahun 2010 hingga 2014.
Selama empat tahun itu, Ronny mengaku tak hanya sebagai pemakai, ia juga pernah bertindak sebagai pengedar narkoba.
"Kalau sudah pakai tapi enggak jadi pengedar itu enggak lengkap rasanya, kalau tertangkap kan sama saja masuk penjara juga," ucapnya, Selasa (14/8/2018).
Saat itu, ia mengaku tergiur menjadi pengedar sabu lantaran tergiur dengan keuntungan yang ia dapat dari menjual barang haram tersebut.
"Karena sudah kecanduan narkoba saya sempat terlilit hutang dan harus menipu sana sini untuk mendapat uang supaya bisa beli sabu lagi," ujarnya.
"Dari situ saya mulai terjerumus menjadi pengedar narkoba," tambahnya.
Saat menjadi pengedar narkoba tersebut ia mengaku sempat menyetok sabu sebanyak 25 kilogram, atas perbuatannya ini ia pun sudah tiga kali tertangkap.
"Waktu menjadi pengedar saya enggak takut masuk penjara, malah saya ingin masuk penjara, namanya juga pemakai, ya ngaco pikirannya," ujarnya sambil tertawa.
Selama menjadi pengedar narkoba itu ia mengaku mendapat keuntungan yang besar, ia tak harus bekerja keras, seoalah uang datang sendiri menghampirinya.
Dengan bergelimang harta ia pun selalu menikmati kehidupan duniawi.
"Setiap hari saya selalu pindah dari satu hotel ke hotel lain, enggak pernah di rumah, selalu tidur di hotel mewah, uang juga saya habiskan untuk dugem dan main perempuan," kata Ronny.
Namun, pada akhirnya karena narkoba juga ia harus kehilangan segalanya, mulai dari rumah tangganya yang akhirnya kandas hingga pekerjaannya.
Dari sinilah ia memiliki keinginan kuat untuk memperbaiki hidupnya, ia menyesali perbuatannya sendiri yang telah menyia-nyiakan waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat.
"Tahun 2014 itu saya sadar, saya enggak bisa gini terus, saya harus memperbaiki hidup saya, akhirnya saya mendaftarkan diri untuk rehabilitasi di Lido, Sukabumi," ujarnya.