HUT Kemerdekaan RI

Sutradara Joko Anwar Mengenang Jadi Pengibar Bendera di Istana Merdeka 

Tak ada yang menyangka, sebelum menjadi sutrdara terkenal, Joko Anwar pernah menjadi pengibar bendera di Istana Merdeka era Presiden Soeharto.

Editor: Y Gustaman
Instagram @jokoanwar
Sutradara Joko Anwar 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Siapa yang tidak mengenal sutradara Joko Anwar? Sejumlah karyanya mewarnai perfilman nasional.

Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, ini umbuh besar dengan menonton film-film kungfu dan horor.

Sejak duduk di sekolah menengah pertama, dia juga telah menulis dan menyutradarai pertunjukan drama.

Joko Anwar melanjutkan kuliah di Institut Teknologi Bandung untuk belajar Aerospace Engineering karena orang tuanya tidak sanggup menyekolahkannya ke sekolah film.

Setelah lulus kuliah pada 1999, Joko Anwar menjadi wartawan The Jakarta Post sebelum menjadi kritikus film.

Kesampingkan dulu soal cerita di balik sosok Joko.

Di momen perayaan kemerdekaan Republik Indonesia, ia berbagi fakta unik tentangnya.

Peruntungan atau masa depan orang memang tak pernah ada yang tahu.

Sebelum menjadi seorang sutradara, siapa sangka Joko Anwar pernah menjadi anggota Paskibraka dan pengibar bendera di Istana Merdeka zaman Presiden Soeharto.

Hal itu terlihat dari unggahan video di akun Instagram Joko Anwar @jokoanwar.

Dalam video tersebut, tampak wajah Joko Anwar muda yang tegang saat menjalani tugas negara sebagai pengibar bendera, bertahun-tahun silam.

"Nemu video pas jadi anggota Paskibraka," tulis Joko Anwar disertai emotikon.

Melihat masa lalu Joko Anwar, tak sedikit pengguna Instagram memujinya.

Ada pula yang memberikan komentar meledek.

"Gagah bangeeettt"

"Kerennnn sekalii andaaa"

"kok mirip ferdi nuril hehehhehe"

"Waw hebattt bang.. termyata abg dulu anggota Paskibraka Nasional ya"

"Wakakakakkaa jaman perut blm merdeka"

Disitat dari Wikipedia, saat mewawancarai Nia Dinata untuk The Jakarta Post, produser dan sutradara film itu sangat terkesan dengan Joko Anwar dan mengajaknya menulis proyek film yang kemudian dikenal dengan Arisan! (2003).

Film tersebut mendapat sukses yang luar biasa baik secara komersial maupun pujian dari para kritikus dan memenangkan beberapa penghargaan di dalam dan luar negeri termasuk "Film Terbaik" di Festival Film Indonesia pada tahun 2004 and "Best Movie" di MTV Indonesia Movie Awards pada tahun 2004.

Joko Anwar lalu menyutradarai film pertamanya, sebuah komedi romantis berjudul Janji Joni (Joni's Promise) (2005), yang dia tulis saat dia masih duduk di bangku kuliah pada tahun 1998.

Film yang dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Mariana Renata ini merupakan salah satu peraih box office terbesar pada tahun itu dan memenangkan "Best Movie" di MTV Indonesia Movie Awards tahun 2005.

Pada 2007, Joko Anwar menulis dan menyutradarai Kala, yang disebut-sebut sebagai film noir pertama dari Indonesia yang mendapat pujian dari para kritikus internasional.

Majalah film terkemuka dari Inggris, Sight & Sound, memilih film ini sebagai salah satu film terbaik pada tahun itu dan juga menamakan Joko sebagai "salah satu sutradara tercerdas di Asia".

Pesan kemerdekaan

Bertepatan dengan peringatan ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia, Joko Anwar tak lupa mengajak masyarakat Tanah Air untuk berdamai.

Menurut Joko Anwar, rakyat Indonesia tidak boleh terpecah belah hanya karena perbedaan, terutama soal pandangan atau pilihan politik.

"Sesama rakyat nggak usah berantem gara-gara politik. Termasuk di sosmed. Nggak capek apa? Nggak usah saling musuhin," tulis Joko Anwar melalui akun Twitter-nya, @jokoanwar, seperti dikutip Kompas.com, Jumat (17/8/2018).

Ia berpendapat yang harusnya menjadi musuh bersama adalah para koruptor yang telah menggerus uang rakyat demi kepentingan pribadi.

"Rakyat musuhin politikus korup, pejabat dan wakil rakyat yang nggak mutu aja. Yuk! Selamat 17an, teman-teman!" tulis sutradara film Pengabdi Setan itu.

"Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus, teman-teman semua! Semangaaaaatt!!" tambah Joko Anwar.

Horor

Belakangan Joko Anwar kental dengan filmnya bergenre horor.

Film horor besutannya, Pengabdi Setan, menduduki peringkat pertama di tangga box office Hong Kong dalam dua pekan penayangannya.

Dari laman resmi Hong Kong Box Office Limited, Pengabdi Setan atau judul internasionalnya Satan's Slave tayang perdana di Hong Kong pada 22 Maret 2018 lalu.

"Pengabdi Setan saat ini box office no. 1 di Hong Kong. Hatiku gremet-gremet," tulis Joko Anwar lewat akun Twitter-nya, @jokoanwar, seperti dikutip Kompas.com, Selasa (3/4/2018). 

Melengkapi itu, Joko memajang foto sebuah papan iklan LED yang bertuliskan "Satan's Slave now showing in cinemas. HK opening day amd weekend box office no. 1".

Billboard berukuran besar dan berbentuk vertikal tersebut juga menayangkan penggalan trailer Pengabdi Setan.

Menurut akun @willytbk, warganet yang kali pertama mengabarkan pencapaian Pengabdi Setan itu pada Joko, reklame LED itu terletak di kawasan Central, pusat bisnis Hong Kong.

"Keren !! Selamat @jokoanwar ngeliat billboard Pengabdi Setan di Central, Hong Kong yg merupakan prime area di Hong Kong. #BanggaFilmIndonesia," tulis sang warganet.

Tempo hari Joko Anwar mengatakan film Pengabdi Setan akan ditayangkan di 42 negara.

Sebagai permulaan, film ini tayang di delapan negara terlebih dahulu yakni Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, Filipina, Thailand, Taiwan, dan Spanyol.

Tak hanya top di Hongkong, Meksiko juga sudah memutar film yang menceritakan tentang sekte pemuja setan tersebut.

Bahkan film ini sudah masuk 10 besar film terlari di Meksiko.

"Meksiko masuk 10 besar box office. Di Malaysia, jadi film Indonesia terlaris sepanjang masa. Di Singapura juga seperti itu. Thaliand juga lumayan masuk 10 besar," kata Joko saat ditemui di Indonesian Box Office Movie Awards 2018 di Emtek City, Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat (23/3/2018). 

(Tribun Solo/Kompas.com)

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved