Turun 2,5 Meter dalam 10 Tahun Terakhir, Jakarta Utara Diprediksi Akan Tenggelam pada 2050
Keadaan ini membuat hampir separuh kota berada di bawah permukaan laut. Wilayah Jakarta Utara terdampak paling parah.
Volume air laut yang menghangat tidak sepadat ketika dingin, sehingga menyumbang terhadap peningkatan level permukaan air.
Keadaan ini diperparah dengan banjir yang selalu melanda, yang dikhawatirkan akan menjadi salah satu faktor pendukung tenggelamnya permukaan tanah Jakarta.
Grafik kenaikan permukaan air laut(climate.nasa.gov) Penyebab lain turunnya permukaan tanah di Jakarta karena kurangnya akses ke pasokan air bersih.
Air ledeng tidak dapat diandalkan di beberapa wilayah, sehingga masyarakat tidak memiliki pilihan lain selain mengambil air tanah.
Air tanah dipompa dari lapisan tanah yang mengandung air atau akuifer yang dalam, sementara kekosongan air di dalamnya diisi oleh air hujan.
Masalah ini juga diperparah dengan kelonggaran bagi warga untuk membangun sumur sesuka hati.
• Sidang Kasus Narkoba dengan Tersangka Pengusaha Gunarko Papan Segera Digelar di PN Jakarta Utara
Masyarakat juga memiliki akses tak terbatas untuk mengambil air dari akuifer, karena tidak ada peraturan yang membatasi.
Efeknya adalah, tanah di bawah kota memadat kemudian mengalami penurunan.
Selain masalah air, penurunan tanah di Jakarta juga disebabkan oleh tekanan yang diberikan.
Masifnya pembangunan di permukaan dikarenakan banyaknya permintan proerpti juga semakin memperparah keadaan.
Untuk mengatasi permasalahn ini, di beberapa bagian kota, tembok tinggi dibangun untuk mencegah abrasi dan masuknya air laut ke rumah-rumah penduduk.
Cara ini mungkin bisa mengurangi banjir, namun Jakarta membutuhkan solusi lebih yang mempertimbangkan semua faktor penyebab.
Kota ini membutuhkan suntikan bantuan modal untuk memodernisasi infrastruktur, khususnya dalam menyediakan pasokan air bersih yang dapat diandalkan dan berkelanjutan bagi penduduknya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2050, Jakarta Utara Bakal Tenggelam"