Kemerdekaan RI
Joni Si Pemanjat Tiang Bendera, Angkut Air Sejauh 100 Meter demi Bantu Orangtua Berkebun
Berbagai fakta soal Joni bocah pemanjat tiang bendera yang kini menjadi perhatian publik.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: ade mayasanto
TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok Yohanes Ande Kala atau kerap disapa Joni bocah pemanjat tiang bendera kini menjadi sorotan publik.
Aksi bocah tersebut mendadak viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, Joni asal Nusa Tenggara Timur tersebut memanjat tiang bendera.
Joni tampak nekat melakukannya untuk memperbaiki pengait tali yang macet saat pelaksanaan upacara bendera Hari Kemerdekaan ke-73 Indonesia pada Jumat (17/8/2018).
Joni terlihat tidak takut memanjat tiang bendera tersebut meski bergoyang-goyang.
Aksi heroiknya tersebut membuat dirinya menjadi terkenal.
Berikut sederet fakta soal Joni si pemanjat tiang bendera dirangkum TribunJakarta.com:
1. Langganan juara panjat pinang
Bocah berusia 14 tahun tersebut memiliki keahlian memanjat pohon sejak kecil.
Hal itu dikatakan oleh ayahanda, Beterino Fahil Marsal.
Pasalnya, memanjat pohon merupakan kemahiran yang sudah Joni tekuni sejak kecil.
"(Dia sudah sering manjat) dari kecil. Dia sering manjat pohon asem untuk petik buah asem," katanya.
Kemahiran Joni dalam memanjat juga beberapa kali membuahkan hasil.
Beterino mengatakan, anak bungsunya tersebut sudah dua kali mendapatkan hadiah utama dalam lomba panjat pinang di desanya tahun 2016 lalu.
"2016 dia naik pinang di 17 Agustusan, ini dapat dua kali. Pertama 17 Agustus dia dapat kompor satu. 28 agustus di pantai dapat lagi VCD satu. Maka itu dia senang, sering udah dapat toh," beber Beterino.
• Jokowi Saksikan Atlet Taekwondo Indonesia Defia Rosmaniar Berlaga di Plenary Hall
• Si Pemanjat Tiang Bendera Ngaku Tidur di Lantai Rumah, Hotman Paris Bongkar Sifat Joni Sebenarnya
2. Keseharian Joni
Ayahanda Joni, Beterino Fahil Marsal, menuturkan keseharian dari anak bungsunya.
Menurut ayahanda, keseharian Joni tampak seperti anak-anak asli Desa Silawan.
Darah pekerja keras sepertinya sudah mengalir di bocah yang memiliki hobi bermain sepak bola itu.

Siang hingga sore hari sepulang sekolah, Joni rutin membantu orang tuanya untuk bertani, mengambil kayu, serta mengangkut air.
"Dia ke kebun, ambil kayu, timba air. Ambil air jauh turun ke bawah. Turun ada seratus meter lah," kata Beterino kepada TribunJakarta.com, Minggu (19/8/2018) di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
3. Orangtua panik
Beterino mengaku panik ketika melihat aksi Joni yang memanjat tiang bendera saat upacara peringatan Kemerdekaan ke-73 RI.
Namun, setelah tahu anaknya itu selamat, Beterino merasa sangat bangga akan apa yang Joni perbuat demi bangsanya.
Aksi Joni sempat terekam kamera dan diunggah oleh akun Facebook Ika Silalahi, Jumat (17/8/2018).
Dalam video terlihat petugas pengibar bendera sempat menghentikan jalannya pengibaran lantaran ada tali yang tersangkut di pucuk tiang itu.
• Pejabat Kenegaraan Salut, Anies : Tak Ada Hati yang Tak Bergetar Saksikan Opening Asian Games 2018
• Calo Tiket Beraksi Secara Terang-terangan di GBK, Harga yang Ditawarkan Cukup Fantastis
4. Dapat beragam hadiah
Adanya aksi heroik yang dilakukan Joni membuat dirinya tampak diapresiasi beragam pihak.
Apresiasi tersebut pula ia dapatkan dalam bentuk hadiah.
Joni sempat mendapatkan kesempatan menonton langsung pembukaan Asian Games 2018 di GBK bersama Menpora Imam Nahrawi.
Tak hanya itu, Joni juga berkesempatan diprioritaskan masuk TNI dan perbaikan oleh Kapolda NTT Irjen Pol. Drs. Raja Erizman.

Joni juga mendapatkan beasiswa hingga perguruan tinggi strata 1 yang diberikan PT PLN (Persero).
PT PLN (Persero) mengapresiasi aksi heroik yang dilakukan oleh siswa SMP di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
Bahkan, hari ini, Minggu (19/8/2018), Joni mendapatkan uang permen dari Hotman Paris dan sang adik, Duma Hutapea sejumlah Rp 50 juta.
"Karena dia masih di bawah umur remaja maka saya hanya bisa kasih Rp 25 juta buat beli permen dan adik saya juga Rp 25 juta, jadi kau beli permen Rp 50 juta sana," ungkap Hotman diikuti tawa masyarakat yang hadir.
Hotman kemudian menyuruh Joni untuk mencari uang itu di dalam mobil Lamborghini oranye milik Hotman.
"Tapi tugas kamu cari uangnya di Lamborghini," imbuhnya.
Setelah itu Hotman mengajak Joni masuk ke dalam mobil Lamborghini miliknya.
Tak berapa lama Joni keluar mobil dengan tumpukan uang yang memenuhi tangannya.
Ia kemudian diajak Hotman duduk di atas atap mobilnya sambil diabadikan oleh kamera para awak media.
5. Bercita-cita jadi TNI
Kala bertemu Menmpora Imam Nahrawi, Joni sempat ditanya terkait minantnya ke depan.
Iman menuturkan, sosok Joni bisa jadi atlet panjat tebing karena memiliki kemampuan memanjat.
"Bisa dari panjat tebing. Panjat tebing kita juga bisa jadi juara dunia lho," kata Imam.

Namun Johny punya keinginan lain.
Dia menyatakan diri ingin jadi anggota TNI. "Jadi tentara saja," ujar Joni.
Saat ditanya lagi soal pilihannya menjadi tentara atau anggota Polri, Joni tetap berkukuh pada pilihan awal.
"Nggak, tentara saja," ucap Joni.
6. Ingin tinggal di Jakarta
Saat bertemu Menpora Imam Nahrawi di Jakarta pada Sabtu (18/8/2018), Joni mengaku ingin tinggal di Ibu Kota Indonesia, DKI Jakarta.
Ia mengatakan lebih memilih tinggal di Jakarta tanpa kedua orang tuanya.
"Enak di Jakarta," ucap Joni.
"Mama sama ayah tinggal di kampung," tambahnya sambil tersenyum.
Iman Nahrawi lantas bertanya kepada Ayah Joni soal putranya yang berniat tinggal di Jakarta.
Sang Ayah mengaku Iklhas apabila itu keputusan Joni.
"Iklhas," tuturnya.