Asian Games 2018
Sumbang Medali Emas Untuk Indonesia, Eko Yuli Irawan Ungkapkan Pesan Ini dan Rasa Terima Kasihnya
Eko Yuli Irawan berikan bentuk terima kasihnya disertakan pesan menyentuh usai berhasil mendapatkan medali emas di cabor angkat besi putra 62 kg.
Penulis: Ilusi | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM - Eko Yuli Irawan, Atlet Indonesia yang berhasil meraih medali emas Asian Games 2018 di cabang olahraga angkat besi putra kelas 62 kilogram di JIExpo Kemayoran pada Selasa (21/8/2018).
Dalam perhelatan tersebut, Eko Yuli Irawan berhasil mengangkat beban dengan total mencapai 311 kilogram.
Angka tersebut cukup jauh dibandingkan dengan lawan-lawannya di cabang angkat berat kelas 62 kilogram.
Melansir dari laman resmi Asian Games 2018, Eko Yuli Irawan berhasil menyingkirkan Trinh Van Vinh dari Vietnam yang mengangkat beban total 299 kilogram dan berhak mendapatkan medali perunggu.
Medali perunggu didapat Ergashev Adkhamjon dengan total beban beda tipis dengan Trinh Van Vinh, yakni 298 kilogram.
Torehan ini menjadi medali emas pertama angkat besi Indonesia pada ajang Asian Games 2018.

Melansir dari akun Instagram @ekopower62, Eko Yuli Irawan mengungkapkan rasa terima kasihnya terhadap seluruh masyarakat yang sudah mendukungnya.
Ia mengunggah video dengan menggunakan kemeja putih sambil menggenggam medali emas yang di raihnya.
"Ya saya ucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia. Yang sudah mendoakan saya, mensupport saya, untuk bisa memberikan medali emas ini, dan ini buat kita semua," ucap Eko Yuli Irawan sambil menggenggam medali emas.
Eko Yuli Irawan juga menuturkan, perolehannya bisa menjadi pemicu atlet-atlet lain untuk memberikan yang terbaik saat perhelatan Asian Games 2018.
"Mudah-mudahan bisa memicu teman-teman atlet yang lain, untuk bisa memberikan yang terbaik," jelas Eko Yuli Irawan dikutip TribunJakarta.com, Rabu (22/8/2018).
Bahkan, Eko Yuli Irawan memberikan pesan untuk seluruh masyarakat agar terus mendukung atlet Indonesia, apapun hasilnya.
Lantaran semua atlet Indonesia sudah berjuang memberikan yang terbaik.
"Pesan saya, apapun hasilnya, anda sudah berjuang. Mohon selalu didukung terus. Apapun hasilnya," jelas Eko Yuli Irawan.
"Terimakasih," sambung dia disambut senyuman.
Pertandingan Eko Yuli Irawan di cabang olahraga angkat besi putra kelas 62 kilogram disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Menpora Imam Nahrawi.
Melalui akun Instagram @nahrawi_imam, Menpora mengungkapkan perasaan banggaannya.
"Yesss EMASS lagii..
Selamaatt Eko
Fokus..Konsentrasi…kekuatan..kunci keberhasilan.
.
Dengan total angkatan 311 kg, Eko berhasil mengungguli lawan-lawannya di cabang angkat berat kelas 62 kg #AsianGames2018
.
Dengan total angkatan 311 kg, angkatan terbaik yang diraih Eko, dimana catatan terbaik Eko saat di Olimpiade Rio 2016 mencapai total angkatan 312 kg.
.
Saluttt..salut..salut…tidak pernah ada hasil yang mengingkari proses latihan panjang yang sudah dilewati menuju ke titik ini. Selamatttt Eko, Indonesia Bangga!!!.-IN," tulis Imam Nahrawi.
Saat menyanyikan lagu Indonesia Raya di panggung jura, Eko Yuli Irawan pun terlihat menangis.
Eko Yuli Irawan lahir di Metro, Lampung.
Sebelum berhasil menyabet medali emas di Asian Games 2018, Eko Yuli Irawan pernah juga mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade Rio 2016.
Ia mempersembahkan medali perak untuk Merah Putih pada Olimpiade Rio 2016 dari nomor 62 kilogram putra kala itu.
Prestasi yang ditorehkan Eko Yuli Irawan sekaligus menciptakan rekor baru di ajang Olimpiade.
Eko Yuli Irawan menjadi atlet angkat besi satu-satunya yang mampu meraih medali secara beruntun di tiga turnamen Olimpiade yang diikutinya.
Dikutip TribunJakarta.com dari Tribunnews.com Eko Yuli Irawan berasal dari keluarga kurang mampu.
Ayahnya bernama Saman, yang dulu sehari-hari bekerja sebagai pengayuh becak.
Sedangkan ibunya, Wastiah, adalah seorang penjual sayur.
Ketika masih duduk di bangku SD, sepulang sekolah Eko Yuli Irawan biasa menghabiskan waktu seperti umumnya anak-anak dan remaja di pedesaan dengan menggembalakan ternak kambing di sawah atau di lapangan.
Takdir Eko Yuli Irawan menjadi atlet angkat besi (lifter) berawal saat ia menyaksikan sekelompok orang berlatih angkat besi di sebuah klub di daerahnya.
Di sela-sela aktivitasnya menggembalakan kambing, lama kelamaan pria kelahiran 24 Juli 1989 ini pun tertarik menjajal barbel.
Pelatih klub akhirnya mengajak Eko Yuli Irawan ikut berlatih.
Namun, siapa sangka Eko Yuli Irawan sebetulnya punya cita-cita menjadi pesepakbola, bukan atlet yang bermain dengan modal otot.
Namun, Eko Yuli Irawan urung bergabung ke sebuah sekolah sepak bola (SSB) karena terbentur biaya pendaftaran.
"SPP (sumbangan pembinaan pendidikan) sekolah saja sering menunggak lama. Kok ini malah ingin ikut SSB yang harus membayar," kata Eko Yuli Irawan beberapa waktu silam.
Saman, ayah Eko Yuli Irawan, menuturkan, putra sulungnya itu melewati perjuangan dan pengorbanan panjang untuk menjadi atlet angkat besi.