Asian Games 2018

INASGOC Sediakan 3.000 Official Merchandise per Item Setiap Harinya di Super Store GBK

"Jadi gini di dalam itu sudah kepenuhan, kita takut kalau kita kasih masuk orang didalam juga enggak bisa bergerak. Jadi kita sistem buka tutup,"

Penulis: Suci Febriastuti | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Suci Febriastuti
Antrean di depan pintu masuk toko yang menjual official merchandise di area Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (21/8/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Suci Febriastuti

TRIBUNJAKARTA.COM, SENAYAN - INASGOC sebagai panitia penyelenggaraan Asian Games 2018 menyediakan 3.000 official merchandise per item setiap harinya di Super Store ares Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (14/8/2018).

"Per hari kita sediakan 1.500 sampai 3.000. Itu average (rata-rata) untuk semua item," kata Wakil Direktur Unit Merchandise dan Retail INASGOC Mochtar Sarman di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (14/8/2018).

Dari pantauan TribunJakarta.com, antrean yang mengular selalu terlihat di depan pintu Super Store GBK, toko yang menjual official merchandise Asian Games 2018.

Oleh karena itu, pengunjung pun diminta bergantian masuk ke dalam Super Store.

"Jadi gini di dalam itu sudah kepenuhan, kita takut kalau kita kasih masuk orang didalam juga enggak bisa bergerak. Jadi kita sistem buka tutup setelah semua sudah mendingan dan kosong kita masukkan lagi. Supaya yang didalam itu lebih nyaman," jelas Mochtar.

Luis Milla: Wasit Tidak Memiliki Level, Tidak Punya Hati, Tidak Melihat Perjuangan Anak-anak Muda

Dua Eksekutor Indonesia Gagal Masukkan Bola Saat Adu Penalti Vs UEA, Indonesia Tersingkir

Polisi Sebut Alasan Pengemudi Cevrolet Memukul Remaja di Tol Jagorawi Tidak Terbukti di Rekaman CCTV

"Kita ada 19 AC. Tapi kalau antara di dalem sama di luar itu lebih panas di dalam. Karena penuh sekali. Jadi lebih enak agar lebih adem baru masuk. Jadi jangan terlalu panas juga," lanjutnya.

Dalam memproduksi official merchandise Asian Games 2018, INASGOC bekerjasama dengan lebih dari 7 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

"Ada 7 UMKM ya. Yang tidak langsung itu banyak. Jadi gini ya. Ada beberapa perusahaan yang punya pabrik, tapi karena permintaan itu besar kapasitas pabrik tidak cukup di akan masukkan lagi UKM gitu," tukasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved