Berpelukan dengan Jokowi, Prabowo Subianto Bongkar Hanifan Bisikan Hal Ini Sambil Menangis
Aksi pelukkan Prabowo Subianto, Joko Widodo dan Hanifan masih menjadi perbincangan. Ketua Umum Gerindra itu lantas membongkar bisikan Hanifan.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Aksi berpelukkan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto, dan Hanifan Yudani Kusumah tengah hangat diperbincangkan.
Diberitakan sebelumnya setelah dinyatakan menang atas atlet Vietnam, Hanifan berlari mengelilingi arena dengan membawa bendera merah putih.
Pada saat itu, Hanifan juga sempat berlari menuju Presiden Jokowi yang saat itu sedang duduk bersama Prabowo Subianto.
Tak sampai di situ saja, Hanifan kemudian mengajak dua tokoh besar tersebut berpelukan bersama.
Kejadian tersebut membuat suasana Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta bergemuruh.
Foto dan video peristiwa tersebut ramai diunggah ke media sosial dan menjadi viral.
Prabowo Subianto lantas membongkar Hanifan sempat membisikkan sebuah kalimat sambil berderai air mata.
Bagaiama kisah selengkapnya? Mari kita simak.
Pantauan TribunJakarta.com Prabowo Subianto menceritakan itu ketika diwawancara oleh stasiun televisi TvOne.
Prabowo Subianto memulai penjelasannya dengan menceritakan pesilat Indonesia memang memiliki tradisi merayakan kemenangan dengan naik ke atas tribun utama dan menemui tokoh-tokoh yang hadir.
• Usai Persatukan Jokowi-Prabowo, Pesilat Hanifan Bikin Kejutan Lamar Kekasih Secara Live di TV
• Dibalik Kisah Jokowi, Hanifan dan Prabowo Pelukan: Alasan Pesilat hingga Jusuf Kalla Melongo
TONTON JUGA
Kebetulan, kata Prabowo Subianto, di hari terakhir pertandingan pencak silat banyak tokoh yang hadir.
"Ada Ibu Puan Maharani, Menko Kesejahteraann Rakyat, kemudian Ibu Megawati, Presiden RI ke 6, hadir pula bapak Wakil Presiden pak Kusuf Kalla, kemudian hadir pula Presiden kita Pak Joko Widodo, juga menteri Pak syafrudiin hadir juga," ujar Prabowo ketika diwawancara TvOne via telepon, Kamis (31/8/2018).
Menurut Prabowo Subianto, para atlet pemenang pun kemudian berkesempatan menjalankan tradisi tersebut.
"Jadi atlet kita yang menang bawa bendera merah putih menghadap ke tribun, ke tokoh-tokoh kita. Sesuai tradisi kita mereka cium tangan ke para orangtua mereka. Kan begitu, kita kan dianggap orangtua mereka," ujar Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto lalu menjelaskan kronologi dirinya dan Presiden Jokowi bisa berpelukan saat Hanifan Yudani Kusumah naik ke atas tribun kehormatan.
Ia membongkar kalimat yang dibisikan oleh Hanifan kepada dirinya.
• Prabowo-Jokowi Berpelukan, Jusuf Kalla: Pemimpin itu Berlawanan tapi Berpelukan
• Ridwan Kamil Gelar Sayembara Foto Pelukan Ala Jokowi-Prabowo Berhadiah Jutaan Rupiah
"Pas sudah menghadap ke Pak Jokowi dia pelukan, habis itu ke saya dia pelukan." ucap Prabowo Subianto.
"Kemudian dia bilang, pak saya minta kita pelukan bersama, sambil nangis dia katakan. Wah kita terbawa juga suasana." tambahnya.
Menurut Prabowo ia sangat menghargai permintaan dari Hanifan itu.
Pasalnya Hanifan adalah seorang pemuda yang menginginkan para pempimpin bangsa itu rukun dan berhubungan baik.
"Ini ada anak muda, seorang atlit yang mungkin kita anggap ya tidak begitu tertarik soal politik, tetapi dia sendiri menginginkan para pemimpinnya rukun, pemimpin-pemimpinnya itu berhubungan baik. Ini sesuatu yang sangat saya hargai," kata Prabowo Subianto.
• Sederet Artis Terharu hingga Menangis Lihat Jokowi dan Prabowo Berpelukan: Akur Terus Indonesiaku
• Pelukan Hanifan Persatukan Jokowi-Prabowo: Alasan Sang Pesilat Hingga Sandiaga Uno Merinding
Atas dasar itulah Prabowo Subianto kemudian bersedia melakukan pelukan fenomenal itu.
Tak hanya soal pelukan, Prabowo Subianto juga angkat bicara soal kekisruhan pendukung dirinya dan Jokowi.
Prabowo Subianto berharap sikapnya dan Jokowi dicontoh para pendukungnya.
"Saya kira itu yang kita harapkan. Itu yang seharusnya terjadi di dalam negara dan masyarakat yang modern, yang biasanya budayanya saling mengerti, budaya saling koreksi. Budaya berbeda pendapat itu tidak dengan serta merta menjadi bermusuhan, atau bertabrakan di lapangan. Jadi ini perlu kedewasaan, perlu kearifan, bahwa keinginan untuk mengganti kepala desa, bupati, walikota, presiden, dan gubernur itu biasa," ujar Prabowo Subianto.
• Lihat Jokowi dan Prabowo Berpelukan, Begini Komentar Gibran Rakabuming
• Mengenal Pesilat Hanifan yang Persatukan Jokowi-Prabowo: Bakat dari Orangtua Hingga Deretan Prestasi
Oleh karena itu, ujar Prabowo Subianto, keinginan untuk melanjutkan kepemimpinan bupati dan presiden juga hal biasa.
"Kita harus mengakomodasi semua pemikiran. Jadi itu menurut saya harusnya kita tenang-tenang saja begitu, semua pihak lah. itu harapan saya," kata Prabowo Subianto.
Ketika ditanya soal masyarakat yang terbelah menjelang Pilpres 2019, Prabowo Subianto mengatakan hal itu sebagai kondisi biasa.
"Iya tadi kondisi yang saya sampaikan bahwa berbeda itu biasa. Demokrasi membutuhkan perbedaan. Kalau tidak namanya bukan demokrasi. Demokrasi artinya rakyat harus ada pilihan. Jadi kalau tidak bagaimana, itu nafas daripada UUD 1945. Nafas dari Pancasila adalah kedaulatan rakyat, rakyat harus boleh memilih, yang saya katakan memilih kepala desa, memilih walikota, memilih bupati, gubernur,memilih wakil-wakil di dpr. Itu biasa. Ada yang ganti itu biasa.Ada yang mau mempertahankan dan melanjutkan itu baik. Semuanya baik. jangan saling di apa ya ,dimusuhi atau ditindas, dipersekusi. Ini adalah demi masa depan bangsa kita, supaya bangsa kita itu tenang menghadapi perobahan pergantian, semuanya tenang sejuk, jangan sampai terjadi memaksakan kehendak begitu," beber Prabowo Subianto.
Simak Videonya: