Sederet Fakta Kapal 'Hantu' Berbendara Indonesia Terdampar di Myanmar
Sebuah kapal kontainer tanpa awak dan barang berbendera Indonesia ditemukan terdampar di pesisir Myanmar awal pekan ini.
Penulis: Wahyu Aji | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM, YANGON - Sebuah kapal kontainer tanpa awak dan barang berbendera Indonesia ditemukan terdampar di pesisir Myanmar awal pekan ini.
Kapal dengan nama di lambungnya Sam Ratulangi PB 1600 ditemukan sejumlah nelayan mengapung di Teluk Martaban sekitar 11 kilometer dari pesisir Yangon.
Media pemerintah Myanmar mengabarkan, kapal tersebut kemudian ditarik menuju ke Bangladesh.
Aparat keamanan Myanmar pada Kamis (30/8/2018), sempat naik ke atas dek kapal untuk memeriksa kondisinya.
"Kapal itu terdampar di pantai dan berbendera Indonesia. Tidak ada pelaut atau barang di dalam kapal itu," demikian pernyataan kepolisian Yangon lewat akun Facebooknya.

Menurut situs Marine Traffic yang mencatat pergerakan kapal di seluruh dunia, Sam Ratulangi PB 1600 dibuat pada 2001 dan memiliki bobot mati 26.500 ton.
Transponder kapal terakhir kali berada di lepas pantai Taiwan pada 2009. Ini adalah untuk pertama kalinya sebuah kapal kosong ditemukan di perairan Myanmar.
Biasanya kapal rusak dan tak laik layar ditarik ke kota Chittagong, wilayah selatan Bangladesh tempat bisnis penghancuran kapal berada.
Diselidiki polisi
Polisi Myanmar menyelidiki kapal kontainer karatan itu setelah para nelayan melihatnya mengapung secara misterius di dekat perairan sekitar Yangon.
Pekan lalu, kapal bernama "Sam Ratulangi PB 1600" itu ditemukan mengambang di sekitar pantai kota yang menjadi pusat komersial Myanmar.
"Tidak ada pelaut atau muatan barang di kapal itu," kata polisi Yangon.

Kapal itu kandas pada Kamis (30/8) dan polisi serta personel angkatan laut naik ke atasnya untuk memeriksanya dan tak menemukan awak atau barang apa pun.
Dalam pernyataan yang diposting di Facebook, polisi Yangon mengatakan kapal itu "terdampar di pantai dan (di tiangnya terdapat) sehelai bendera Indonesia".
Aung Kyaw Linn, Sekretaris Jenderal Federasi Pelaut Independen Myanmar, mengatakan kapal itu masih laik jalan, dan bisa dioperasikan untuk berlayar, lapor Myanmar Times.
Menurut dugaannya, kapal itu masih belum lama ditinggalkan begitu saja oleh para pelautnya.
"Pasti ada sebabnya," bahwa kapal itu ditelantarkan begitu saja, katanya.
Menurut kantor berita AFP, peristiwa terbaru ini merupakan pertama kalinya sebuah kapal yang ditelantarkan muncul di perairan Myanmar
Kepolisian ditemani perwakilan dari Imigrasi serta Departemen Administrasi dan petugas terkait kemudian memeriksa kapal tersebut.
"Menurut hasil penyelidikan [sementara] dikonfirmasi kapal itu berada di menit Lintang Utara 16 39,249, Bujur 96 5,439 menit. Kapal sepanjang 177 meter, lebar 27,9 meter, berat 26.510 ton. Kapal bernama Sam Ratulangi PB 1600," tulis pihak Kepolisian Yangon di unggahan tersebut.

Aung Kyaw Linn, sekretaris jenderal Federasi Pelaut Independen Myanmar mengatakan kapal itu masih dalam keadaan laik jalan, dan bisa dioperasikan untuk berlayar, lapor Myanmar Times.
Menurut dugaannya, kapal itu masih belum lama ditinggalkan begitu saja oleh para pelautnya.
"Pasti ada sebabnya," bahwa kapal itu ditelantarkan begitu saja, katanya.
Informasi terbaru, Sam Ratulangi P600 yang menggegerkan karena terdampar di Myanmar tanpa awak dan muatan, baru dijual Mei lalu oleh sebuah perusahaan besar perkapalan.
"Kapal itu bulan Mei lalu resmi dijual melalui lelang," kata seorang sumber di Djakarta Lloyd, BUMN bidang pelayaran angkutan kargo kontainer dan curah.
Iamasih sedang berkoordinasi dengan perusahaan lelang untuk memproleh informasi lebih jauh dan berkoordinasi dengan instansi terkait sebelum bisa memberi keterangan resmi.

Di situs perusahaan itu, di bagian 'riwayat kepemilikan kapal,' tercantum Sam Ratulangi milik Djakarta Lloyd pada tahun 2000.
Dari penelusuran yang dilakukan TribunJakarta.com, sejumlah media Spanyol dan Myanmar ramai memberitakan soal penemuan kapal terdampar ini.
Sudah dijual
Pihak pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri memastikan kapal kontainer besar berbendera Indonesia yang terdampar di Yangoon, Myanmar sudah dijual ke pihak perusahaan asing.
"Kapal itu sudah dijual ke perusahaan asing sudah bukan kapal milik perusahaan Indonesia," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir saat dikonfirmasi Tribunnews, Sabtu (1/9/2018).
Ketika ditanya soal nasik awak kapal tersebut, Arrmanatha menegaskan bahwa kapal tak berawak alias kosong.
"Kapal kosong tidak ada ABK," ujarnya. (Kompas.com/TribunMedan/Tribunnews)